BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seorang pendidik bukan hanya sekedar
menyampaikan materi didalam kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku, namun
pendidik mengembang tugas terhadap perkembangan peserta didik, baik
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tidak semua peserta didik
mampu berkembang sesuai dengan fase perkembangannya dengan baik tanpa adanya
masalah yang mampu mempengaruhi perkembangannya. Maka dari itulah dengan adanya
kajian ini kami berharap pendidik mampu berperan dengna baik dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru. Mencerdaskan anak bangsa dan mendidik serta membimbing
anak bangsa kepada perilaku yang arif dan bijaksana.
B.
Perumusan
masalah
a. Mengenal masalah-masalah anak
b. Contoh-contoh perilaku yang sering
terjadi pada anak-anak yang dapat menyebabkan siswa bermasalah
c. Mengatasi gangguan kesulitan belajar
gangguan dalam proses belajar
d. Kecakapan dasar yang diberikan oleh
sekolah dasar ( SD) kepada anak
C.
Tujuan
§ Pendidik mampu mengerti perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik
§ Pendidik mampu mengambil keputusan
dengan benar untuk membantu peserta didik yang terhambat perkembangannya karena
adanya perilaku peserta didik yang menyebabkan masalah baginya
§ Agar peserta didik mampu berkembang
dengan baik sesuai dengan fase-fase perkembangannya
BAB 2
PEMBAHSAN
A. Mengenal masalah-masalah anak
Menurut tinjauan, apapun yang namanya anak seharusnya dapat
menikmati kehidupan dimasa anak-anak dengan sebaik-baiknya. Mereka harus dapat
memenuhi kebutuhan bermainnya, kasih sayang orangtua, dan pendidikannya dengan
sempurna. Karena pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat berpengaruh
terhadap masa depan anak tersebut.
Namun, ternyata banyak anak yang mempunyai masa depan cukup
lebih rumit dan pelik, sehingga sangat mengganggu terhadap belajarnya. Bahkan lebih
parah lagi anak-anak tersebut terkadang sulit untuk bersosialisasi sehngga
memaksa para guru untuk mengirimnya ke lembaga yang hanya mendidik anak-anak
bermasalah(nakal).
Jadi di suatu sekolah terdaspat anak yang bermasalah,
seharusnya guru dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan kepadanya sehingga
anak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mensosialisasikan kembali
dengan teman-temannya.
Masalah-masalah yang menimpa anak-anak sangat kompleks.
Karena jika dilihat dari sudut pandang disiplin ilmu masalah tersebut sangat
beragam, katakanlah kita dapat melihat dari sudut psikologi, sosiologi dan ilmu
ekonomi.
a. Menurut tinjauan psikologi
Menyangkut problem psikologi anak yaitu: suatu masalah yang
diakibatkan oleh tekanan-tekanan mental. Diantara masalah tersebut sering
muncul adalah : (1) anak suka membadut diri didalam kelas hal ini menunjukkan
anaks sangat membutuhkan perhatian baik dari teman-teman atau gurunya.(2) anak
suka menyakiti temannya hal ini dapat diakibatkan karena anak kurang
mendapatkan perhatian, merasa super dikelasnya, atau hidup dalam lingkungan
yang keras.(3) anak suka diam dan melamun, masalah ini dapat diakibatkan oleh
rasa takut, masalah keluarga dirumah atau pun masalah pergaulan dengan
teman-temannya.
b. Menurut tinjauan sosiologis
Yaitu masalah yang diakibatkan oleh problem sosial anak-anak.
Diantara masalah tersebut, yang sering muncul adalah : (1) anak suka mencuri
barang-barang milik temannya dan milik sekolah, hal ini lebih banyak
diakibatkan oleh hubungan pergaulan anak dan bukan akibat problem
ekonominya.(2)anak suka berkelahi, hubingan anak-anak dengan teman-temannya
diluar juga mengakibatkan anak suka berkelahi. Hal ini disebabkan oleh karena
anak-anak suka berkelompok-kelompok, untuk mempertahankan gengsi kelompok anak
sering berkelahi dengan kelompok lain atau dengan temna lainnya. (3) problem
seks pada anak-anak, misalnya anak suka mengintip temannya dan mempermainkan
alat kelamin temannya, anak suka bergaul dengan orang yang lebih dewasa atau
anak suka melihat film dan gambar porno.
c. Menurut tinjauan ekonomi
yaitu problem yang dihadapi anak
akibat benturan ekonomi keluarganya. Problem yang biasa terjadi anatara lain:
(1) anak suka mengantuk, akibat banyaknya pekerjaan yang ditimpakan kepadanya.
(2) banyak tugas yang tidak dikerjakan, hal ini mungkin karena anak terlalu
payah (3) anak suka membolos, anak terlalu banyak memikirkan pekerjaan dirumah
untuk membantu orangtuanya.
Mencari
jalan pemecahan
Dari banyak masalah yang sudah penulis tuturkan diatas jika
dianalisis dengan seksama “timbulnya anak bermasal” sebenarnya bersalah dari
dalam “ rumah “ anak itu sendiri.
Artinya, keadaan semua itu muncul akibat dari sosialisasi anak diperkenalkan
oleh keluarga.
Keterkaitan anak dengan denga orang tua pertama yang hadir
dalam kehidupan sangat besar sekali. Ibu, bapak, dan anggota keluarga lain
mempunyai andil besar terhadap sosialisasi anak. Terutama dengan tokoh ibu,
anak sangat terikat sekali karena kontak sosial antara anak dengan ibunya
dimulai sejak dini, saat anak dalam kandungan. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa pengalaman seorang ibu fisik atau psikisnya semasa ia ia mengandung,
berpengaruh terhadap perkembangan anak yang dikandungannya pada masa-masa
selanjutnya.
Sebenarnya betapa besar peran orang tua dalam pendidikan ini
sudah ditegaskan melaui ayat Al-Quran maupun hadist. Diantaranya ayat dan hadis
tersebut adalah QS.AT.Tahrim ayat 6 “ hai orang-orang yang beriman periharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar.” Dan sabda rosululloh SAW “
Tidak lah anak yang dilahirkan itu kecuali membaca fitrah, maka kedua orangtuanyalah
yang akan menjadikan anak tersebt yahudi, nasrani atau majusi.(HR.Muslim)
Namun demikian, orang tua jangan sampai terlalu banyak
kehilangan kontak dengan anak-anaknya. Luangkan waktu sebagian untuk bersantai
dengan anak-anaknya sehingga mereka tidak merasa mendapatkan perhatian dari
orangtuanya.
Selain itu juga keluarga harus memperhatikan nilai-nilai
moral dan spiritual kehidupan mereka, maka dengan sendirinya kontrol keluarga
semakin ketat dengan sendririnya. Berbagai masalah yang muncul akan mudah
terselesaikan, karena agama banyak memberi alternatif pemecahan masalah dalam
kehidupan sosial. Perhatian dan konsentrasi keluarga mudah dikendalikan.
B. Contoh-contoh perilaku
Yang
sering terjadi
Pada
anak-anak
Yang dapat menyebabkan siswa
bermasalah
1.
Anak
Suka Iri
Banyak faktor yang mnyebabkan anak
mengalami kesukarannya dalam belajar, baik secara fisik, psikis, maupun sosial.
Begitu pula ciri atau gejalanya sangat banyak salah satunya, anak kesulitan
menangkap pelajaran atau menulis. Dalam kasusu ini, dapat dikatakan anak
tersebut mengalami kesukaran belajar. Anak semacam ini butuh perhatian dan
perlakuan khusus. Tentu bukan bermaksud memanjakannya, karena justru akan
membuatnya tergantung. Ini untuk membantu
anak mengatasi masalah kesukuran dalam belajarnya.
Bagi anak yang mengalami gangguan,
memberikan perhatian yang lebih akan membantu mengurangi gangguan, memberikan
perhatian yang lebih akan membantu mengurangi gangguan, asal masih dalam batas
kewajaran. Manfaat lainnya, pengajaran khusus ini dapat memantaunya secara
lebih akurat dan konyinyu.
Mengganti-ganti pengajar malah
membuat anak jadi bingung karena perbedaan perlakuan pengajaran dan sistem
dalam belajar. Tentu saja harus dipilih pengajran yang cocok dan mampu
mendekatinya. Pada saat pengajaran, usahakan anak selalu konsentrasi penuh.
Sebab bisa jadi ia lambat dalam menangkap pelajaran karena tidak konsentrasi.
Berikan penghargaan dalam bentuk pujian atau lainnya.
2.
Si
Kecil Suka Berbohong
Daftar alasan kebohongan anak :
o
Bohong
agar dipuji
Umumnya ini dilakukan oleh anak yang
haus pujian, peran guru sebaiknya harus sering memuji dan menghargai prestasi
serta apa yang dilakukan. Dengan demikian, si kecil tak perlu berbohong hanya
untuk mendapatkan pujian anda.
o
Takut
dan malu karena dihukum
Apakah hukuman anda terlalu berat ? atau kritikan anda
terlau pedas sampai anak malu dan merasa sangatbersalah ? jika ya mungkin inii
yang menjadikan anak suka berbohong. Ia takut hukuman dan kritikan anda, jika
mengatakan sesuatu apa adanya. Nah, kurangi saja taraf hukuman yang anda
berikan. Sesuaikan dengan usia dan tingkat kesalahan yang dibuat si kecil.
Jangan lupa memuji jika ia berbuat jujur.
o
Kalau
anda terlalu menuntut terlalu tinggi
Bila gagal melakukan tugas, sering
kali anak berbohong dan berkata ia dapat menyelesaikan semuanya dengan baik.
Ini umum terjadi kalau tuntutan orangtua terlalu tinggi dan tak sesuai dengan
kemampuan anak. Perhatikanlah anak didik anda, apakah kebohongannya didasari
oleh rasa takut dimusuhi setelah gagal melakukan tugas??? Kalau ya sebaiknya
anda mengurangi harapan dan tuntutan yang kelewat tinggi itu.
o
Ingin
mendapatkan sesuatu
“Irna belum sempat makan
cokelat , udah jatuh ke tanah, kotor “ lapor Irna pada ibunya, agar diberi
cokelat lain. Ini merupakan cerita bohong untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan. Tingkah laku ini timbul karena anak tidak tahu cara yang lebih baik
dan jujur. Untuk mengatasinya, latih anak mendapatkan apa yang ia inginkan
dengan cara baik dan jujur.
o
Kompak
dengan temannya
Kompak dengan teman
penting bagi anak, terutama pada usia sekolah. Alasan ini tak jarang membuat
anak berbohong, misalnya untuk menutupi kelakuan teman yang buruk.
Apa yang harus anda lakukan? Anda
harus lebih aktif mencari informasi tentang kebenaran cerita anak. Bisa anda
tanyakan kepada teman. Sesudah itu bicarakan hal ini dengan anak, ajak ia
bicara jujur.
o
Rasa
benci yang membara
Ada anak berbohong karena
rasa benci dalam dirinya. Rasa bencinya ini membuatnya tidak ragu memfitnah
teman yang tak disukai. Kasus berbohong karena rasa benci ini tergolong paling
parah, dan orang tua disarankan agar segera menghubungi ahli.
Bagaimana
cara mengatasinya?????
Maka bila anak melakukan kebohongan, betapun kecilnya, orang
tua perlu segera bertindak meluruskannya. Tapi bagaimana mengatasi kekebohongan
itu?
ü Berikan suri tauladan yang baik
kepada anak
ü Mengajak anak untuk lebih terbuka
ü Menanamkan kejujuran
ü Tepati janji
ü Disiplin
ü Diberi ganjaran bila berbohong
3.
Anak
Suka Berkata Kotor
Seruan anak yang sering kali membuat orang dewasa yang ada
disekelilingnya kesal dan malu biasanya berupa kata-kata kasar dan omongan
kotor. Entah saat ia menyerukan kata-kata berkonotasi seksual, atau kata-kata
cemoohan, siapapun tidak suka. Reaksi orang dewasa disekitarnya, memang bermacam-macam.
Ada yang langsung bereaksi keras, ada pula yang malah tidak mengacuhkannya.
Akibatnya, reaksi anak berbeda-beda. Ada yang terus melakukannya, ada pula yang
lambat laun berhenti, karena sadar oranglain membenci kata-kata yang
diucapkannya itu.
Ada banyak sebab mengapa balita anda mulai berani menyerukan
ujaran-ujaran yangb tiddak sopan, baik sebagai kalimat berkonotasi seksual,
makian maupun ejekan. Yang jelas dimasa anak-anak sedang mengalmi identifikasi.
Dengna mneyebut kata-kata yang membuat kening orangtuanya berkerut, dirinya
merasa punya kekuatan untuk melepaskan diri dari orang tuanya tersebut. Cara
lain adalah dengan melontarkan kata yang berkonotasi seksual. Pertanyaan anak
tentang seks yang diikuti dengan kata-kata kotor sebenarnya merupakan tanda
anak meminta orang tua menjelaskan hal tersebut.
Sayangnya tidak semua orang tua dan guru mampu mengerti dan
memahami akan kebutuhan mental anak. Sehingga para orang tua cenderung
menunjukkan reaksi seperti marah, terkejut, atau melabel anak sebagai “anak
nakal”. Pada kenyataannya semua itu tidak efektif menghentikan kebiasaaan baru
anak. Bahkan cara ini cenderung mendorong anak untuk menguji sampai sejauh mana
orang tua “memagari” dirinya.
4.
Anak
Susah Belajar
Pada usia anak-anak ( 6 tahun ) biasanya susah sekali disuruh
belajar. Guru harus mengetahui karakteristik anak usia anak-anak. Pada usianya
masih tergolong dalam usia pra sekolah atau usia bermain. Melalui bermain anak
bisa memperoleh kesenangan dan mempelajari bermcam-macam hal, sehinga sangat
dianjurkan untuk mengisi kegiatan bermain mereka secara terarah. Yaitu yang
melibatkan aktivitas fisik seperti berlari, melompot, memanjat, meniti dan
kegiatan bermain yang lebih banyak melibatkan aktivitas mental, dimana anak
perlu menggunakan akal / pikiran, kreativitas dan imajinasinya.
Rentang perhatian anak biasanya masih pendek, dia tidak tahan
duduk lebih dari 30 menit. Kalau anak didik kita sulit duduk diam, maka bisa
dicari alternatif dengan memberi tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu yang
sangat singkat. Kalau ia terlalu aktif, perlu dikonsultasikan ke psikolog dan
neurolog untuk diamati apakah ada gangguan organis.
Dalam proses berfikir, untuk memahami sesuatu, anak perlu
diberi penjelasan secara kongkret. Sesuatu yang bisa ia lihat sendiri secara
nyata, bukan hanya dengan membayangkan. Hal-hal yang bisa dia alami / rasakan
sendiri akan lebih mudah dimengerti dan dipahami, ketimbang
penjelasan-penjelasan yang abstrak sifatnya.
Anak juga perlu terampil dalam menggunakan tangannya untuk
melakukan gerakan-gerakan yangnhalus dan lebih terkendali sebagai persiapan
menulis. Untuk melatihnya, bisa diberi kegiatan mewarnai gambar, menysun balok,
menngambar apa saja seprti rumah, orang atau yang lainnya. Karena dengan
demikian anak dapat belajar mengoordinasi mata dan tangannya.
Jadi guru dan para orang tua dapat melatih anak giat belajar
melaui kegiatan bermain sambil belajar, tidak melulu pada kegiatan menulis,
membaca, menghitung, dikte yang sifatnya akademis. Menghitung, misalnya bisa
dilakukan dengan menyuruh anak menebak mana yang lebih banyak dan mana yang
lebih sedikit, berapa banyak kue yang dia dapat, berapa sisa kue yang ada
setelah dikurangi jumlahnya.
Ada data yang kurang mengenai anak, yaitu bagaimana
kemampuannya untuk mengingat atau memahami apa yang diberikan, apakah daya
tangkapnya cepat atau lambat. Keadaan ini bisa mempengaruhi minat belajar anak.
5.
Anak
Malas Mengerjakan PR
Seringkali PR menjadi momok (menakutkan) bagi anak. Bisa
dimaklumi sebab, disekolah anak harus menyelesaikan berbagai pelajaran, dan
setelah pulang sekolah, mereka masih harus menghadapi setumpuk PR. Asal kita
ketahui khususnya guru dan para orang tua tahu kiatnya, masalah PR mudah
diatasi. Diantaranya :
o
Tumbuhkan
motivasi
Agar anak tidak malas mengerjakan PR,
ia harus mnegerti dulu apa fungsi serta manfdaat mengerjakan PR. Caranya,
tanamkan pengertian bahwa PR dapat membantu atau menambah nilai raport. Dengan
mengerjakan PR, anak terlatih menyelesaikan soal-soal yang ada serta terbiasa
belajar bersungguh-sungguh. Tanyalah anak apakah ia mengalami kesulitan dalam
mengerjakan PR. Bila ia bantulah anak. Caranya kita perlu membekali diri dengan
berbagai pengetahuan, dengan demikan bila anak mendapatkan kesulitan, maka ia
bisa bertanya pada kita. Keikutasertakan kita dalam memotivasi anak segara
menyelesaikan Prnya.
o
Beri
hukuman dan pujian
Tentu ada sebabnya mengapa anak malas
mengerjakan PR. Mungkin ia tidak suka pada pelajaran tersebut atau tidak
menguasai pelajaran itu sehingga ia malas mengerjakan PR. Dalam hal ini, tentu
saja peranan kita sangat penting. Karenanya selain menemani dan memotivasinya
untuk rajin membuat PR, kita juga perlu juga mencari penyebab keengganan anak
mengerjakan PR. Berilah hukuman yang sifatnya mendidik bila anak malas
mengerjakan PR. Bantulah ia kalau memang tidak menguasi materi pelajarannya.
Hukumlah dia misalnya dengan tidak memberi uang saku atau tidak memperbolehkan
nonton acara TV kesayangannya nonton sebelum tugasnya selesai.
Bagaimanapun anak harus tahu
kewajiban dan sanksi yang akan diterimanya bila ia melanggar kewajiban itu.
Tapi anak pun perlu mendapatkan pujian bila ia berhasil menyelesaikan Prnya
dengan benar. Pujian akan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa ia mampu bila
bersungguh-sungguh mengerjakan PR. Pujian akan memacunya untuk lebih giat
belajar.
o
Bentuk
kelompok kerja
Salah satu yang dapat memacu anak
mengerjakan PR adalah dengan mencarikannya teman belajar bersama. Atau dapat
pula kita minta anak untuk membentuk kelompok belajar. Adanya teman yang dapat
diajak bertukar akan merangsang anak untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit.
6.
Anak
Bandel
Pola asuh didalam keluarga kita
nampaknya cenderung permisif atau membolehkan. Akibatnya, anak tidak beljar
bagaimana tingkah laku yang baik dan buruk. Padahal disiplin dan teladan dari
orang tua amat diperlukan . melalui disiplin orang tua mengajarkan anak tentang
tingkah laku yang dapat diterima lingkungan, bertanggungjwab, dan sadar bahwa
tingkah laku yang ditampilkan mempunyai konsekuensinya. Untuk itu ada baiknya
bila keluarga mengurangi sikap permisif tersebut. Anak yang selalu dituruti
kemauannya, tanpa melihat apakah hali itu memang perlu atau tidak, akan membuat
mereka kurang toleran terhadap kegagalan yang kelak dapat mempengaruhi
penyesuain dirinya.
Untuk itu orang uta harus bersikap
tegas. Yaitu dengan pemberian sanksi tanpa memukul si anaj. Misalnya saja
dengan tidak memperkenankan anak melakukan hal-hal yang ia senangi, seperti
meninton tv atau bermain. Untuk melakukan sanksi itu, tentu perlu kerja sama
bapak ( suami ) atau nenek kakek sehingga anak tidak bingung karena adanya
aturan yang berbeda antara orang tua dan kakek nenek. Pemberian sanksi
sebaiknya juga diimbangi dengan dorongan dan bimbingan orang tua, seperti
bersama-sam membereskan mainannya. Begitu pula dengan pujian. Jangan ragu
memuji anak begitu terlihat ia mau melakukan kewajibannya meskipun hal itu
belum sempurna dilakukannya.
7.
Anak
Stres Karena Masalah Sosialnya
Stres merupakan respons fisiologi
terhadap lingkungan yang disebabkan oleh kecemasan.”pada anak-anak pun,hormon
stres mengangkut gula kedalam aliran darah,meningkatkan energi dan meningkatkan
aktivitas otak serta membiarkan otak memproses berbagai informasi.otak
berfungsi pada tingkat yang lebih untuk terus menerus siap siaga,”ujar megan
r.gunnar,PhD,dosen perkembangan anak di universitas
minnesota,minneapolis,amerika.
Menanggulangi informasi yang begitu
banyak,tentu menguras energi baik fisik maupun mental anak.biasanyasetelah
dapat mengatasi stresnya,anak mulai rewel,menangis atau menjadi mudah
tersinggung.ini suatu pertanda bahwa ia butuh istirahat.kalau orang tua atau
pengasuh anak menanggapi dengan cara menenangkan,sistem respons stres diotak
akan meredakan aliran hormon stres dan anak menjadi tenang.bila cara meredakan
stres semacam ini dilakukan secara konsisten,otak anak akan menangkap pola itu dan anak dapat menolong dirinya sendiri
untuk menenangkan diri.
a. Proses yang menyakitkan
Menerima aturan-aturan kelompok tidaklah mudah.bagi anak yang baru
masuk taman kanak-kanak (TK),menjadi salah satu anak dari dua bersaudara di
rumah sangatlah berbeda dengan menjadi salah satu anak diantara dua puluh anak
lain di dalam kelas.
Sejak anak masuk TK,yakinkah anak
bahwa ia juga harus punya waktu dalam
satu hari untuk ‘mendinginkan diri’.waktu khusus ini untuk mengistirahatkannya
dari keharusan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.karna memang ketrampilan
itulah yang diharapkan dimiliki anak agar proses bersosialisasibisa berlangsung
mulus.membaca,menggambar atau mendengarkan music dapat meredakan kelelahan
akibat kebersamaannya dengan orang lain selama beberapa waktu.tidak ada
salahnya kita juga menyarankan si 5 tahun agar ia mau menunjukan kesedihan atau
kemarahan saat ia mulai stress.
b. Tanggapan yang simpatik
Apapun penyebab stres, luangkan waktu
setiap hari untuk mengobrol dan bermain dengan anak. Dengarkan keluh kesahnya
dengan penuh simpati. Cara ini akan mengurangi stresnya. Kita sebagai calon
pendidik dan para orangtua harus lebih bersabar karena kadang-kadang anak usia
ini masih terbatas kemampuan untuk menjelaskan apa yang dipikirkan dan
dirasakannya, sementara imajinasinya sangat aktif.
Kecemasan pada anak-anak bisa sangat
ekstrem karena mereka memikirkan segala sesuatunya secara mendalam. Bila stres
sudah tak dapat diatasi oleh anak, misalnya mulai mengganggu pola tidurnya,
anak menjadi murung, atau tidak mau berteman, segera bawa anak kepada orang
yang lebih ahli agar dapat segera dibantu.
Kita tak perlu cemas berlebihan dalam
menangani anak didik kita atau anak kita dalam kondisi stres karena dalam
batas-batasan tertentu stres merupakan hal yang normal dalam kehidupan anak.
Bahkan stres dapat membangun suasana yang dapat membantu proses pertumbuhan
emosi si kecil.
8.
Anak
Merasa Tertekan
Kita sering mendengar bagaimana stres
itu menimbulkan ketegangan pada kesehatan mental dan fisik kita. Stres bukan
semata-mata kemarahan yang muncul karena situasi tertentu. Stres juga bukan
sekedar frustasi atau kekhawatiran biasa, yang mengalami pasang surut hari demi
hari. Stres adalah sesuatu yang terjadi ketika ada tekanan kuat, pada saat kita
tidak punya sama sekali atau hanya memiliki sedikit kontrol, membangun seluruh
kekuatan tanpa bantuan, mengakibatkan luluhnya mental. Semua komkponen dalam
diri kita tersangkut : intesitas perasaan, perluasaannya dan perasaan tak
tertolong untuk mengendalikan emosi.
Dalam kehidupan anak stres merupakan
hal yang wajar. Stres dapat membantu si kecil meningkatkan keterampilan
emosinya, karena setiap kali ia mampu menguasai situasi, ia belajar
keterampilan emosi yang penting. Tetapi disatu sisi, terlalu banyak stres yang
tidak berkurang sangat tidak sehat bagi anak, yang hanya punya sedikit kemampuan
psikis dan fisik untuk mengatasi tekanan yang sudah menumpuk.
a. Kurangnya pemahaman
Anak memang perlu dibatasi
perilakunya. Namun, sikecil bisa saja meras frustasi dengan batasan-batasan
yang diterapkan. Tentu tidak mudak mudah bagi kita(orang tua dan guru)
mengabulkan semua permintaan anak, bahkan ada kemungkinan kita dapat menjawab
“tidak” dengan nada tinggi. Mendengar kata tidak hampir selalu memicu anak
untuk marah dan mengamuk (menangis).
Rasa ingin tahu, ingin menentukan
sendiri dan kurang pengendalian diri dapat memunculkan stres yang cukup besar
dalam kehidupan anak. Apalagi anak sulit memahami apa yang dapat dan tidak
dapat dilakukannya, serta apa yang bisa dan tidak bisa dia peroleh. Karena
ketidakpahamanny, anak kerap merasa kesal dan terkekang. Akibatnya bisa saja
anak akan merasa frustasi sehingga bukan tidak mungkin, menyebabkan stres.
b. Bisa diantisipasi
Untuk menolongnyua, kenali sumber
stres dan waktu dimana ia tampak sangat
rentan. Apakah waktu ia mulai lapar, atau ketika ia mulai lelah ? anda bisa
mengantisipasi reaksinya. Kita pun bisa turun tangan bila perlu. Misalnya,
dengan mengatakan “ kamu cape ya. Baloknya disusun kok jatuh-jatuh terus, yuk
kita istirahat dulu”. Selain itu adalah ha-hal yang berhubungan dengan
mengabulkan permintaan anak. Benar bahwa anak tidak boleh selalu dituruti
kemauannya. Artinya keinginan anak memang tidak terbatas. Namun, ada cara untuk
membatasinya, tanpa anak meras dikalahkan. “ aku mau coklatnya 4 ! nggak mau 2.
Ujar sikecil. Kita bisa mengatakan “ boleh nanti kita beli coklat 4 tapi kamu
makannya sehari 1 saja ya “ oke (ujar sikecil). Dengan menetapkan pembatasan
dengan kesepakatan seperti itu dapa menyebabkan anak runtuh. Kita sudah
membantunya mampu mengendalikan perasaannya.
9.
Anak
memberontak
Penyebabnya :
§ Perbedaan sikap kedua orang tua
§ Orang tua bertindak tidak adil
§ Orang tua menuntut secara berlebihan
§ Orang tua bersikap kaku
§ Anak merasa mendapatkan tugas yang
banyak
§ Orang tua melindungi secara
berlebuhan
§ Anak mengalami keletihan
C.
Mengatasi Gangguan
Kesulitan Belajar
Gangguan Dalam Proses Belajar
Gangguan belajar ( Learning Disorder) adalah kekurangan yang
tidak tampak secara lahiriah. Ketidakmampuan dalam belajar tidak dapat dikenali
dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang normal lainnya. LD adalah
keterbelakangan yang mempernbgaruhi kemampuan seseorang untuk menafsirkan apa
yang mereka lihat dan dengar. LD juga merupakan ketidakmampuan dalam
mengubungkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai bagian otak mereka.
Kelemahan ini tampak dalam beberapa hal, seperti kesulitan dalam berbicara dan
menuliskan sesuatu, koordinasi dan pengendalian diri atau perhatian.
Kesulitan-kesulitan ini tampak ketika mereka melakukan kegiatan-kegiatan
sekolah dan menghambat proses belajar seperti belajar membaca, atatu berhitung
yang seharusnya mereka lakukan.
Apakah
kesulitan belajar itu ? ???
Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun
waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan ini mempengaruhi
banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu disekolah, pekerjaan, rutinitas
sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan
persahabatandan bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini
berpengaruh pada kebahagiaan mereka. Sementara itu, bagi penderita yang lain,
gangguan ini menghambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada
gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain dari kehidupan mereka. Terkadang
seseorang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang salling tumpang
tindih, sementara itu yang lainnya ada yang hanya menglami satu macam kesulitan
belajar saja. Sehingga hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek dari kehidupan
mereka.
Apakah
jenis-jenis kesulitan belajar itu???
Mengenali kesulitan belajar jelas berbeda dengan mendiagnosis
penyakit cacar atau campak. Berbeda dengan LD yang sangat rumit dan meliputi
begitu banyak kemungkinan penyebab, gejala-gejala, perawatan serta penanganan.
LD yang memelikik beragam gejala ini, sangatlah sulit untuk diadiagnosis dan
dicari penyebabnya secara pasti. Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau
perawatan yang sanggup menyembuhkan mereka sepenuhnya.
Tidak semua kesulitan dalam proses belajar dapat disebut LD.
Sebagian anak mungkin hanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan bakatnya.
Kadang-kadang seseorang memperlihatkan kewajarannya dalam perkembangan
alaminya, sehingga tampak seperti penderita LD, namun ternyata hanyalah
keterlambatan dalam proses pendewasaan diri saja. Sebenarnya para ahli telah
menentukan kriteria-kriteria pasti dimana seseorang dapat dinyatakan sebagai
penderita LD.
Kesulitan belajar dapat dibagi 3 kategori besar :
1. Kesulitan dalam berbicara dan
berbahasa
2. Permasalahan dalam hal kemampuan
akademik
3. Kesulitan lainnya, yang mencakup
kesulitan dalam mengoordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar
yang belum dicakup oleh kedua kategori diatas.
1. Kesulitan dalam berbicara dan
berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi
indikasi awal bagi kesulitan belajar yang dialami seorang anak. Orang yang
mengalami kesulitan jenis ini menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi –bunyi
bahasa yang tepat, berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa
yang benar, atau memahami apa yang orang lain katakan.
Berdasarkan definisi gangguan ini, maka kita dapat
meringkaskan ciri-ciri spesifiknya sebagai berikut :
·
Keterlambatan
dalam hal pengucapan bunyi bahasa. Anak-anak yang mengalami gangguan ini
biasanya mengalami masalah dalam mengucapkan sesuatu dengan tepat.
·
Keterlambatan
dalam hal mengekspresikan pikiran atau gagasan melalui bahasa yang baikdan
benar.
·
Keterlambatan
dalam hal pemahaman bahasa
2. Gangguan kemampuan akademik
Siswa-siswa yang mengalami gangguan akademik berbaur bersama
teman-teman sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan
bewrhitung mereka. Seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan ini, bisa
mengalami :
·
Keterlambatan
dalam hal membaca
Tipe gangguan ini disebut juga dengan
dileksia. Pada kenyataannya, kesulitan membaca dialami oleh 2-8 persen anak
sekolah dasar.
·
Keterlambatan
dalam hal menulis
Menulis juga memerlukan koordinasi
berbagai bagian dan fungsi otak. Bagian-bagian otak yang mengatur
perbendaharaan kata, tata bahasa, gerakan tangan, dan ingatan harus berada
dalam kondisi serta koordinasi yang baik. Permasalahan dalam hal ini dapat
mengakibatkan gangguan dalam kemampuan menulis seseorang.
·
Keterlambatan
dalam hal berhitung
3. Gangguan belajar lainnya
DSM juga mencatat kategori tambahan, seperti gangguan
kemampuan motorik dan gangguan perkembangan khusus yang belum diklasifikasikan.
Gejala-gejala adalah keterlambatan atau keterbelakangan dalam memahami bahasa,
kemampuan akademis serta motorik yang pada gilirannya memengaruhi kemampuannya
untuk memelajari sesuatu. Tetapi bedanya, itu semua tidak sesuai kriterianya
dengan jenis-jenis keterlambatan belajar yang telah kita bahas sebelumnya.
Gejala-gejala ini juga mencakup gangguan koordinasi tubuh pada gilirannya dapat
mengakibatkan buruknya tulisan seseorang, dan begitu pula halnya dengan
kesulitan mengeja serta mengingat.
Kesulitan
dalam memusatkan perhatian
Hampir 4 juta anak sekolah menderita kesulitan belajar.
Berdasarkan data yang ada 20 % dari mereka mengalami kesulitan dalam memusatkan
perhatian. Anak-anak maupun orang dewasa yang menderita kesulitan dalam
memusatkan perhatian biasanya gemar melamun secara berlebihan. Kendati
demikian, saat mereka berhasil memusatkan perhatian pada suatu hal, maka
perhatian itu dengan segera mudah buyar kembali.
Jika mengamati keseluruhannya penderita ADHD ( Attention
Deficit Hiperactivity Disorder = gangguan hiperaktif memusatkan perhatian) pada
diri anak-anak, yang sebagian besar diderita anak laki-laki, ganguan perhatian
sering diikuti dengan sikap yang hiperaktif. Dalam orang dewasa sikap
hiperaktif sering tampak dalam wujud kegugupan dan kegelisahan. Namun , masalah
yang berkaitan dengan perhatian dan konsentrasi it uterus berlanjut hingga
mereka dewasa.
Kesulitan dalam memusatkan perhatian, baik yang disertai
sikapm hiperktif, ataupun tidak, tidak dianggap sebagai kesulitan belajar.
Kendati demikian, kesulitan dalam memusatkan perhatian dapat mempengaruhi
performa akademis seseorang secara serius, dimana gangguan ini kerap menyertai
kelemahan dalam kemampuan akademis.
v
Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
Salah satu pertanyaan utama yang dikemukakan orang tua
tatkala diberi tahu bahwa anak mereka menderita kesulitan belajar adalah : “
mengapa hal ini dapat terjadi ? dimanakah letak kesalahan yang telah kami
lakukan?”.
Para ahli kesehatan jiwa menekankan bahwa sehingga saat ini
masih belum ada seseorang pun yang mengetahui secara pasti sebab musabab
kesulitan belajar. Oleh karena itu, mereka tidak sanggup membantu para orang
tua untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan kejiwaan ini serta melakukan
tindakan pencegahan. Terlalu banyak kemungkinan yang diduga menjadi penyebab
dari keterlambatan belajar. Sesungguhnya, jika direnungkan lebih mendalam,
lebih penting bagi keluarga keluarga penderita untuk menemukan cara penyembuhan
yang tepat.
Sebagian ahli pernah mengemukakan bahwa gangguan belajar
disebabkan oleh gangguan saraf. Tetapi penelitian yang dikosong oleh NIMH telah
membantu kita untuk menyadari bahwa penyebab kesulitan belajar itu benar-benar
kompleks dan luas. Bukti mutakhirmmemperlihatkan bahwa sebagian besarr
keterlambatan belajar tidak hanya berkaitan dengan bagian otak tertentu, tetapi
karena kesulitan dalam menyalurkan berbagai informasi yang datang dari berbagai
bagian otak secara bersama-sama.
Dewasa ini, teori yang paling banyak penganutnya menyatakan
bahwa kesulitan belajar itu disebabkan oleh kerusakan sususnan dan fungsi otak.
Dalam kasus-kasus tertentu, sebagian para ahli menyakini bahwa kerusakan
terjadi sebelum sang anak dilahirkan.
Gangguan
perkembangan otak semasa bayi masih berupa janin
Selama kahamilan, otak janin telah berkembang dari bentuk sel
tunggal menjadi suatu organ yang terdiri dari milyaran sel saraf yang saling
terkait satu sama lain, serta masing-masing memiliki fungsi khususnya yang
disebut neuron. Selam proses evolusi yang menarik ini, mungkin tejadi kesalahan
dalam pembelahan sel, sehingga menyebabkan cacat pada neuron atau hilangnya
ikatan anatarneuron tersebut.
Sepanjang masa kehamilan, perkembangan otak ini rentan sekali
mengalami gangguan. Jika gangguan atau permasalahan terjadi pada masa awal
kehamilan, maka sang janin mungkin sekali akan mati, atau bila sempat lahir
akan mengalami rcacat bawaan serta gangguan mental. Jika gangguan ini terjadi
belakangan, dimana sel-sel spesifik telah terbentuk dan berada pada tempatnya
mnasing-masing maka cacat yang mungkin terjdi adalah berupa bentuk sel yang tak
semestinya, salah lokasi, atau gangguan hubungan anatrsel. Beberapa ilmuan
menyakini bahwa cacat ini kelak dapat terwujud dalambentuk keterlambatan belajar.
Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi perkembangan otak
Dengan menggunakan hewan sebagai objek penelitian, para
ilmuwan di NIHM serta fasilitas riset lainnya sedang berusaha melacak
faktor-faktor apa saja yang mungkin memengaruhi perkembangan otak. Dengan
mempelajari proses perkembangan otak normal, ilmuwan akan dengan mudah
mengetahui ketidak menguji bagaimana gen, penganiyaan, obat-obatan terlarang,
dan racun dapat memengaruhi perkembangan otak.
Ø Faktor Genetik
Fakta yang memperlihatkan bahwa keterlambatan belajar
cenderung terjadi pada anggota keluarga tertentu, mendorong para ahli untuk
mencoba mengaitkan keterlambatan belajar ini dengan faktor genetik. Sebagai
contoh, anak-anak yang memiliki kelemahan dalam membaca, dan demikian pula
halnya dengan kesulitan dalam memedukan berbagai bunyi bahasa dan kata sehingga
menjadi kesatuan makna, kebanyakan memiliki orangtua yang juga mengalami
masalah serupa. Kendati demikian, kesulitan belajar yang dialami orang tua
sedikit berbeda dengan yang dialami anaknya. Orangtua yang menderita kelemahan
dalam menulis kemungkinan memiliki anak yang mengalami kesulitan dalam
mengepresikan gagasan atau idenya dengan bahasa yang baik dan benar. Inilah
alasan mengapa kesulitan belajar tampaknya tidak diturunkan secara langsung.
Apa yang mungkin diturunkan adalah disfungsi otak yang dapat mengarah pada
kesulitan belajar.
Barang kali terdapat penjelasan alternatif tentang mengapa LD
seolah-olah diturunkan dalam suatu keluarga. Beberapa wujud kesulitan belajar
juga dipengaruhi lingkungan keluarga. Sebagai contoh, orangtua mengalami
kesulitan dalam berbahasa barangkali akan berbicara lebih sedikit kepada
anaknya, atau bahasa yang digunakan orangtua kepada anaknya itu juga tidak
benar. Dalam kasus semacam ini, sang anak telah memiliki teladan yang salah
dalam hal berbahasa dengan benar. Itulah sebabnya mengapa sang anak tampak
mengalami kesulitan berbahasa.
Ø Tembakau, Alkohol, dan Penggunaan
Obat-obatan lainnya
Obat-obatan yang dikonsumsi seorang ibu dapat memberi dampak
langsung pada janin yang dikandungnya. Penelitian memperlihatkan bahwa seorang
ibu yang merokok, mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarang selama
kehamilannya, kemungkinan akan memberikan pengaruh buruk pada bayi yang
dikandungnya. Oleh karenanya, untuk mencegah terjadinya dampak negatif pada
bayi selama dalam kandungan ini, pusat kesehatan amerika serikat mendukug upaya
penyadaran masyarakat akan dampak buruk alkohol , minuman keras, dan
obat-obatan terlarang lainnya.
Ø Masalah selama kehamilan dan
kelahiran
Kemungkinan yang menjadi penyebab
lain dari kesulitan belajar adalah jugga menyangkut komplikasi selama
kehamilan. Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh seorang ibu bereaksi
terhadap janin dan menyerang seolah-olah ia adalah infeksi penyakit yang menyerang
sang ibu. Permasalahan semacam ini mungkin menyebabkan sel-sel otak baru
terposisikan pada bagian yang salah dalam otak. Selain itu, selama proses
kelahiran, tali pusat mengalami pembelitan sehingga menghambat aliran oksigen
ke janin. Hal ini pada gilirannya melemahkan fungsi otak dan menyebabkan LD.
Ø Racun dilingkungan sekitar anak-anak
Selama setahun setelah sang bayi
dilahirkan, sel-sel otak baru dan jaringan saraf masih terus berkembang.
Sel-sel ini juga rentan terhadap kerusakan.
Pada peneliti juga meneliti
racun-racun yang terdapat diseputar anak-anak dimana racun ini berpotensi
menyebabkan kesulitan belajar dan merusak pertumbuhan sareta berfungsinya otak
seorang anak. Kadnium dan timah hitam, yang banyak ditemukan dilingkungan
sekitar kita, menjadi fokus utama penelitian saraf. Kadnium yang digunakan
dalam proses pembuatan produk baja, dapat dengan mudah ditemukan dalam tanah
dan makanan yang kita makan. Timah hitam banyak tergantung dalam cat, bahan
bakar, dan juga pipa air. Penelitian terhadap binatang, yang disponsori oleh
Lembaga Kesehatan Nasional menunjukkan adanya hubungan antara timah hitam dan
kesulitan belajar. Tikus yang terkontaminasi oleh timah hitam, mengalami
perubahan pada gelombang otaknya, sehingga memperlambat kemampuan belajarnya.
Masalah dalam belajar ini berlangsung selama beberapa minggu dan berakhir
ketika tikus itu tidak terkontaminasi timah hitam.
v
Benarkah kesulitan belajar berhubungan dengan perbedaan pada otak
Ketika meneliti orang yang mengidap
kesulitan belajar, para ahli telah menemukan beberapa perbedaan dan fungsi pada
otak. Contoh, penelitian terbaru menyatakan adanya kemungkinan variasi dari
berbagai otak yang disebut planum temporale, area yang berhubungan dengan
bahasa yang ditemukan pada kedua belahan otak. Pada penderita disleksia, kedua
bagian tersebut mempunyai ukuuran yang sama. Sebaliknya, pada orang normal,
bagian kiri planum temporale memiliki ukuran lebih besar. Sebagian peneliti
yakin bahwa kesulitan belajar membaca dipengaruhi oleh perbedaan ini.
Bantuan
apa yang bisa dilakukan ???
Langkah pertama dalam mengatasi masalah ini adalah dengan
menyadarinya. Tatkala seorang bayi dilahirkan orang tua sangat berharap dapat
melihat buah hatinya melangkahkah kaki untuk pertama kalinya dimuka bumi ini.
Selain itu ia berharap dapat mendengar kata-kata pertama. Dokter atau bidan
akan memantau perkembangan awal anak itu. Pada tabel pertumbuhan seorang anak,
telah tercantum tanda-tanda serta tingkatan perkembangan yang seharusnya
dialami seiring dengan bertambahnya usia sang anak.
Ada yang mengatakan bahwa orangtus adalah orang pertma yang
selalu menyadari keterlambatan perkembangan yang dialami anaknya semasa awal
masa pertumbuhan. Sementara itu, dokter lebih banyak menemukan permasalahan
secara fisik, seperti tanda-tanda kerusakan otak minor otak. Namun fakta yang
terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa guru dikelaslah yang sebenarnya pertama
kali menemukan kesulitan belajar yang dialami murid-muridnya dalam hal membaca,
menulis, serta menghitung. Karena tugas-tugas sekolah semakin sulit dan rumit,
maka anak-anak yang menderita kesulitan belajar mengalami kesulitan menerima
pelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami anak-anak yang sopan dan
pendiam dikelas kemungkinan besar sulit dideteksi. Anak-anak dengan kepandaian
diatas rata-rata, yang tetap berhasil naik kelas ditengah-tengah kesulitannya
itu, juga sulit dideteksi.
Ini berbeda dengan anak-anak yang hiperaktif yang lebih mudah
dideteksi dengan jalan memantau tindakannya yang terlampau aktif itu.
Hiperaktif biasanya diawali saat anak berusia 4 tahun, dan sulit dideteksi
hingga anak itu masuk sekolah.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua, dokter, dan guru bila
tahapan perkembangan awal anak tampak terganggu pada usia dini ? terkadang akan
lebih baik bagi kita untuk bersabar dengan memberikan sedikit waktu kepada otak
agar dapat berkembang lebih matang lagi. Tetapi, jika tahapan perkembangan yang
seharusnya dicapai itu telah tertunda cukup lama dan keluarga kita mempunyai
sejarah orang-orang yang mengalami kesulitan belajar pula, maka anak itu harus
segera mungki menerima pertolongan. Pendidikan dan dokter yang merawat anak itu
dapat menyarankan serta memberikan penyuluhan mengenai tempat pendidikan serta
perawatan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak.
Bagaimana
kesulitan belajar secara formal didiagnosis ??
Secara harfah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai
rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang
seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut. Maksudnya adalah seorang anak
berumur 10 tahun yang berbicara seperti anak berumur 6 tahun kemungkinan tidak
mengalami kesulitan berbicara dan berbahasa. Disisi lain, seorang anak kelas 5
dengan IQ 100 yang tidak dapat menulis kalimat sederhana, pasti mengidap LD.
Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari
keterlambatan dalam perkembangan kemampuan seorang anak. Keterlambatan selama 2
tahun awal dipandang sebagai sesuatu yang penting. Sedangkan bagi murid yang lebih
tua, penundaan ini tidak dipermasalahkan. Jadi, seorang anak tidak selalu
dicurigai menderita kesulitan, kecuali bila ada keterlamabatan perkembangan
selama lebih dari 2 tahun. Meskipun demikian, diagnosis yang sebenarnya
terhadap kesulitan belajar dilakukan dengan metode uji standar yang
membandingkan tingkatan kemampuan seorang anak terhadap anak lainnya yang
dianggap normal.
Sebagai contoh, pada akhir kelas 5, Susan tidak dapat
menjumlahkan dua angka, meskipun di gemar bersekolah dan memperoleh nilai bagus
dalam mata pelajaran lainnya. Ibunya membawa Susan ke klinik, yang menguji
kemampuan matematika dasar Susan. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa
kemampuan matematika Susan terlambat selama beberapa tahun. Untungnya,
kenyataan ini malah mendorong Susan untuk belajar lebih keras. Selain itu,
hasil pengujian juga tidak mendapati adanya penyebab gangguan lainnya, seperti
kurangnya motivaswi atau gangguan penglihatan. Susan secara resmi didiagnosis
menderita satu jenis keterlambatan belajar tertentu saja.
Hasil uji tidak hanya tergantung pada kemampuan aktual anak,
tetapi juga reabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk
memperhatikan dan memahami pertanyaannya. Anak-anak dengan kelemahan dalam
memusatkan perhatian serta sikap hiperaktinya, kemungkinan besar akan
memperoleh nilai di bawah kemampuannya yang sebenarnya.
Menguji anak diruang terpisah terkadang dapat membantu anak
memperoleh konsentrasi dan nilai uji yang lebih tinggi.
Masing-masing tipe LD didiagnosis dengan cara yang sedikit
berbeda. Untuk mendiagnosis kesulitan berbicara dan berbahasa, ahli terapi
wicara menguji cara pelafalan bunyi bahasa anak-anak, kosakata, dan pengetahuan
tata bahasa serta membandingkannya dengan kemampuan anak sebaya mereka yang
normal. Ahli psikolog menguji kecerdasan anak-anak, sedangkan doter memeriksa
apakah sang anak menderita infeksi pada telinganya atau tidak. Untuk mengatasi
masalah pendenagaran, dapat berkonsukltasi dengan seorang spesialis THT.
Sehubung dengan gangguan kemampuan atau perkembangan akademis
yang mencakup membaca, menulis, dan berhitung maka pengujiannya dilakukan
dengan metode uji standar. Selanjutnya,penglihatan dan pendengaran anak
diperiksa untuik memastikan bahwa murid tersebut dapat melihat huruf dengan
jelas dan mampu mendenagr dengan baik. Para spesialis juga mengecek jika
anak-anak tersebut sudah ketinggalan banyak pelajaran. Sangatlah penting untuk
memperhatikan bahwa penanganan gangguan belajjar itu sangatlah berbeda dengan
upaya untuk mengejar ketertingglan pelajar di sekolah.
ADHD didiagnosis dengan jalan mengamati kebiasaan
sehari-hari, seperti rasa gelisah berlebihan, sering kehilangan sesuatu, gemar
menyela pembicaraan orang lain, dan terlalu banyak bicara. Gejala-gejala
lainnya juga meliputi ketidaksanggupan untuk tetap duduk tenang, mengerjakan
tugas, atau menunggu giliran. Diagnosis ADHD dibuat hanya pada saat anak
menunjukkan kebiasaan yang hiperaktif melebihi anak-anak lain seusianya.
Jika sekolah gagal mengnali keterlambatan belajar, orangtua
dapat mencari alternatif lain. Dalam kasus Susan, ibunya memilih untuk
membawanya ke sebuah klinik untuk diuji. Kemudian ia membawa dokumen hasil
pengujiannya itu ke sekolah. Setelah mengamati hasil diagnosis yang dibawa ibu
Susan, sekolah diwajibkan untuk menyediakan program pendidikan sesuai dengan
kebutuhan Susan.
Orang tua mengetahui setiap langkah evaluasi yang dilakukan
oleh sekolah tersebut. Otrangtua harus mengeti bahwa mereka dapat menolak
keputusan sekolah bila tidak setuju dengan hasil diagnosis yang dilakukan tim
pendiagnosis. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Ssussan dengan membanya ke
klinik,,orang tuanya selalu memiliki hak untuk mendenagrkan pendapat yang
berasal dari pihak kedua.
Bagaimana
upaya keluarga untuk mengatasinya ???
Efek gangguan atau kesulitan belajar ini adalah dapat
mempernagruhi teman, keluarga, dan lingkungan sekolah serta tempat meraka
bekerja. Anak yang bermasalah akap menyerap apa saja yang dikatakn oleh orang
lain secara serampang mengenai diri mereka. Mereka mungkin melabeli dirinya sendiri
dengan “terbelakang” , “lambat”, atau “berbeda”. Kadang-kadang mereka tidak
memahami letak perbedaan mereka dengan orang normal, tetapi yang pasti mereka
merasakan betapa menyakitkannya hal itu. Penderitaan atau rasa malu yang ia
alami dapat menyebabkan mereka bereaksi dengan berbagai cara, mulai dari
penarikan diri sepenuhnya terhadap orang-orang di sekitar mereka hingga
memasang sikap bermusuhan. Seperti misalnya, Wallance terlibat perkelahian.
Mereka dapat memutuskan untuk berhenti belajar, dan akhirnya mengalami putus
sekolah, atau bertindak seperrti Susan yang mengisolasi dirinya serta terjatuh
ke dalam depresi kejiwaan.
Anak yang menderita kesulitan belajar dan memusatkan
perhatian akan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan teman. Jadi, anak yang
menderita ADHD, kemungkinan memiliki kebiasaan untuk menarik diri dan
bertengkar. Anak dengan kesulitan belajar kemungkinan besar lebih jauh menyukai
bergaul dengan ank seusianya lebih muda, tetapi memiliki level kemampuan yang
sama. Anak-anak ini mungkin juga menjadi penyebab dari masalah-masalah social.
Orang penderita LD seringkali tidak mampu mengartikan suara, nada atau ekspresi
wajah, hingga timbul kesalahpahaman yang menyebabkan mereka bersikap tidak
sopan, dan tidak menanggapi lawan bicaranya.
Tanpa bantuan orang professional, situasi ini menjadi tidak
terkontrol. Semakin banyak kegagalan yang mereka hadapi, makin besar pula
kemungkinan mereka melakukan tindakan dengan maksud melampiaskan rasa frustasi
dan rendahnya rasa PD. Semakin sering mereka melampiaskannya, semakin sering
pula mereka harus menerima hukuman, sehingga pada gilirannya makin menurun rasa
PD mereka. Wallance kerap mengamuk dan berkelahi karena diejek atas
kelemahannya dalam pengucapan kata-kata tertentu, sehingga sering dikeluarkan
dari sekolah. Ini memperlihatkan pada kita bahwa betapa pentingnya bantuan
orang professional itu.
Memiliki anak yang mengalami kesulitan belajar menyebabkan
keluarga menanggung beban emosional. Orangtua sering mengalami beban emosional,
penolakan, sikap menyalahkan diri sendiri, frustasi, marah dan putus asa.
Saudara anak tersebut sering kali diabaikan oleh orang tuanya sehingga menjadi
iri hati.
Bimbingan konseling sangat membantu orang yang mengalami
keterlambatan belajar beserta keluarganya. Konseling dapat membantu memengaruhi
anak-anak, remaja, serta dewasa untuk mengembangkan rasa pengendalian diri yang
lebih besar serts sikap positif terhadap kemampuan mereka sendiri. Berbicara
dengan seorang konselor dapat membantu anggota keluarga meringankan beban
penderitaan mereka serta memperoleh dukungan dan rasa aman.
Banyak orang tua merasa bahwa bergabung dengan suatu kelompok
penduduk daapa menimbulkan perbedaan. Kelompok pendukung dapat menjadi sumber
informasi, saran-saran praktis serta saling mengerti satu sama lain. Buku-buku
hasil karya para pendidik serta ahli kesehatan mental dapat pula membantu.
Terapi perubahan kebiasaan atau perilaku juga bias membantu
anak hiperaktif dan lambat belajar. Dengan melakukan perubahan kebiasaan, anak
segera memperoleh hadiah yang nyata bila mereka dapat berlaku sepatutnya.
Perolehan hadiah itu dapat membantu seorang anak untuk belajar mengendalikan
tindakannya, baik dirumah maupun di sekolah. Konselor sekolah atau pribadi dapt
menjelaskan metode perubahan kebiasaan ini serta menyarankan hadiah yang sesuai
bagi anak kepada orangtua dan guru.
Orang tua dan guru dapat membantu menciptakan latihan-latihan
dan suatu kondisi bagi si anak agar mendorngnya kea rah keberhasilan. Mereka
dapat menemukan cara membantu sang anak membangun diri atas dasar kekuatannya
sendiri dan berupaya sekuat tenaga berdasarkan kemampuannya sendiri. Cara ini
bias dilakukan dengan sengaja menatap mata anak yang menderita gangguan
pemusatan perhatian sebelum berbicara dengannya. Sedangkan bagi remaja, yang
mengalami permasalahan bahasa, tugas-tugas latihan dapat dijelaskan dengan
gambar dan diagram. Bagi siswa yang menderita masalah dalam hal menulis tangan
serta mengeja, maka masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan software
pengolahan kata yang dapat memeriksa ejaa. Seorang konselor dapat
mengidentifikasi solusi praktis yang memudahkan sang anak dan keluarga untuk
menangani hal ini dari hari ke hari.
Setiap anak perlu menumbuhkan rasa kompetensi dan cinta. Bila
anak menderita keterlambatan belajar, maka orang tua perlu bekerja lebih keras
untuk mengembangkan rasa PD anak mereka dan kemampuan untuk membangun relasi
yang sehat dengan orang lain. Membangun kepercayaan diri dan hubungan yang baik
dengan orang lain sama berharganya dengan mengembangkan kemampuan akademis.
Dapatkah
kesulitan belajar diatasi atau disembuhkan???
Meski banyak orang yang tidak mampu mengatasi kelemahan
fungis otak mereka, tetapi mereka belajar untuk menyesuaikan diri dan menjalani
kehidupan ini. Jadi, meskipun gangguan keterlambatan belajar itu tidaklah
lenyap, namun dengan memberikan penagalamna belajr yang benar, seseorang dapat
memiliki kemampuan yang luar biasauntuk belajar. Fleksibilitas otak untuk
mempelajari kemampuan baru ini barangkali merupakan hal terbesar dalam
tahun-tahun awal kehidupan seorang ank, dan akan hilang setelah masa pubertas.
Inilah sebabnya mengapa intervensi didi itu begitu penting. Terlepas dari semua
itu, kita harus mempertahankan kemampuan belajar seumur hidup kita.
Walaupun keterlambatan belajar tidak dapat disembuhkan,
namunmasih ada secercah harapan. Karena gangguan dalam hal belajar mencerminkan
keterlambatan perkembangan, maka banyak anak yang pada akhirnya terperangkap.
Dari seluruh masalah pada pengucapan atau bahasa, anak yang memiliki
keterlambatan artikulasi atau pengekspresian bahasa tampak yang paling tidak memiliki
masalah berkepanjangan. Terlepas dari ketrerlambatan itu, akhirnya banyak anak
yang belajar berbicara juga.
Bagi orang yang menderita dialeksia, harapnnya bercampur
aduk. Tetapi, program pembacaan pengobatan yang layak bias membantu orang itu
mencapai kemajuan yang pesat. Seiring dengan bertambahnnya usia, bantuan yang
tepat dari orang tua serta ahli kejiwaan dapat menjadikan anak penderita ADHD
lebih baik sehngga bias menekan sifat hiperaktif mereka. Akhirnya, mereka bias
mewujudkan kebiasaan yang dapat diterima oleh orang-orang disekitar mereka.
D. Kecakapan dasar yang diberikan
Oleh
sekolah dasar ( SD) kepada anak
Secara ideal kecakapan-kecakapan itu harus meliputi
aspek-aspek jasmani dan aspek-aspek rohani yang bersifat positif. Sedang
aspek-aspek rohani yang bersifat negatif harus ditekan atau dihalangi
perkembagannya. Semua aspek itu dikembangkan dengan diberi rangsangan dari
luar, baik dengan menggunakan faktor-faktor luar yang bersifat sosial maupun
non sosial. Paduan antara kebudayaan akan menyebabkan timbulnya aktivitas pada
anak, dalam bentuk belajar, sebagai transfer dari aktivitas yang telah dimiliki
oleh anak sebelumnya, yaitu yang di dalam bentuk bermain. Inilah sebabnya
mengapa pelajaran-pelajaran di SD harus disajikan kepada anak-anak dengan
bentuk permainan dan aktivitas anak tersebut, disebut belajar sambil belajar.
Kesukaran-kesukaran mungkin juga terjadi, oleh karena
bahan-bahan tersebut harus pula mengandung sesuatu yang baru, yang akan menjadi
umpan pula bagi anak untuk perkembangan selanjutnya. Namun sejauh kesukaran itu
masih dalam jangkauan kesanggupan anak, anak akan selalu berusaha untuk
mengatasinya. Dalam hal ini 2 alternatif akan dilakukan, yang pertama akan
dicobanya terus menerus sehingga titik kekuatannya yang terakhir ia meminta
bantuan guru atau pembimbing.
Adapun secara praktis kecapan-kecapan yang dapat diberikan
oleh SD kepada anak-nak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam
program pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Antara lain :
1. Berbahasa
Penguasaan bahasa :
a. Pasif
1) Lisan ( mendengarkan )
2) Tulis ( membaca )
§ Membaca tehnis
§ Membaca bahasa
§ Membaca syair
§ Membaca diam
b. Aktif
1) Lisan (becakap-cakap)
2) Tulis ( mengarang )
2. Bernyanyi
3. Berhitung
4. Menggambar
5. Beragama
6. Berbuat susila
7. Berketerampilan
8. Olahraga
9. Berpengetahuan tentang IPA
Kecakapan ini diberikan kepada anak setelah anak-anak
mencapai perkembangan daya abstraknya, sehingga memadai untuk menerima
pelajarannya sekalipun masih tingkat dasar. Misalnya tentang hal adanya tekanan
udara, air dan benda-benda.
10. Berpengetahuan tentang IPS
Kecakapan inilah yang menduduki tempat agak berat bagi anak, oleh karena
sering harus dicapai dengan daya ingatan semata-mata. Untuk ini guru harus
berusaha menanamkan cara mempelajarinya dengan bermacam-macam metode sesuai
dengan tipe-tipe anak. Isalnya anak yang bertipe motorik, lain dari anak yang
bertipe visual lain dengan anak yang bertipe auditif.
Beberapa contoh dalam usaha membendung pengaruh negatif
terhadap usaha membentuk pribadi anak itu dapat antara lain dengan jalan :
Ø Sekolah memberi kesibukan dengan
memasukkan anak-anaknya dalam gerakan pramuka, latihan-latihan olahraga,
kesenian, keterampilan, pekerjaan rumah dan sebagainya
Ø Keluarga mengisi waktu-waktu senggang
anaknya, dengan melatih membereskan pakaian sendiri, memperkaya perpustakaan,
membantu ibu membersihkan halaman, lantai, dinding, dan lain-lain
Ø Masyarakat membantu dengan membentuk
kelompok-kelompok hobby dalam klub olahraga, kesenian dan sebagainya.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bentuk perilaku bermasalah yang
dilakukan oleh peserta didik bukanlah tanpa adanya suatu alasan. Mereka
melakukannya karena adanya alasan tertentu. Apapun bentuknya yang dilakukannya
sebenarnya peserta didik belumk dapat bertindak dewasa, maka dari itulah
kewajiban guru untuk membawa peserta didiknya ke jalan yang lurus, peserta
didik diajak untuk berada dalam fase-fase perkembangannya. Selain itu sikap
yang ditunjukkan peserta didik yang dianggap bermasalah janganlah diberi sanksi
karena itu akan membuat mereka lebih keras dan berontak lagi melainkan mereka
sebenarnya membutuhkan bimbingan dan bantuan yang tepat agar mereka tidak
terhambat proses perkembangannya dan peserta didik mampu mengerjakan tugasnya
sebagai peserta didik serta mencapai suatu pencapaian belajar.
B.
Saran
Kami berharap pendidik mampu berperan
dengan baik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Mencerdaskan anak bangsa
dan mendidik serta membimbing anak bangsa kepada perilaku yang arif dan
bijaksana. Dengan cara pendidik memperhatikan setiap perkembangan peserta didik
dan mencari solusi dan bantuan ynag tepat jika menemui peserta didik yang
sedang mengalmi kesulitan belajar dikarenakan adanya masalah yang menghambat
perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Musbikin
Imam, “ Mendidik anak Nakal” Oktober 2005. Jakarta : Mirta pustaka
Derek wood,
dkk. “Kiat Mengatasi Gangguan Belajar”. Jogjakarta : Kata hati
Drs. Agus
Sujanto, “ Psikologi perkembangan”. Surabaya : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar