Senin, 07 Januari 2013

Makalah Identifikasi Masalah Siswa SD


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seorang pendidik bukan hanya sekedar menyampaikan materi didalam kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku, namun pendidik mengembang tugas terhadap perkembangan peserta didik, baik perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tidak semua peserta didik mampu berkembang sesuai dengan fase perkembangannya dengan baik tanpa adanya masalah yang mampu mempengaruhi perkembangannya. Maka dari itulah dengan adanya kajian ini kami berharap pendidik mampu berperan dengna baik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Mencerdaskan anak bangsa dan mendidik serta membimbing anak bangsa kepada perilaku yang arif dan bijaksana.
B.     Perumusan masalah
a.       Mengenal masalah-masalah anak
b.      Contoh-contoh perilaku yang sering terjadi pada anak-anak yang dapat menyebabkan siswa bermasalah
c.       Mengatasi gangguan kesulitan belajar gangguan dalam proses belajar
d.      Kecakapan dasar yang diberikan oleh sekolah dasar ( SD) kepada anak
C.     Tujuan
§  Pendidik mampu mengerti perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik
§  Pendidik mampu mengambil keputusan dengan benar untuk membantu peserta didik yang terhambat perkembangannya karena adanya perilaku peserta didik yang menyebabkan masalah baginya
§  Agar peserta didik mampu berkembang dengan baik sesuai dengan fase-fase perkembangannya





BAB 2
PEMBAHSAN
A.    Mengenal masalah-masalah anak
Menurut tinjauan, apapun yang namanya anak seharusnya dapat menikmati kehidupan dimasa anak-anak dengan sebaik-baiknya. Mereka harus dapat memenuhi kebutuhan bermainnya, kasih sayang orangtua, dan pendidikannya dengan sempurna. Karena pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat berpengaruh terhadap masa depan anak tersebut.
Namun, ternyata banyak anak yang mempunyai masa depan cukup lebih rumit dan pelik, sehingga sangat mengganggu terhadap belajarnya. Bahkan lebih parah lagi anak-anak tersebut terkadang sulit untuk bersosialisasi sehngga memaksa para guru untuk mengirimnya ke lembaga yang hanya mendidik anak-anak bermasalah(nakal).
Jadi di suatu sekolah terdaspat anak yang bermasalah, seharusnya guru dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan kepadanya sehingga anak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mensosialisasikan kembali dengan teman-temannya.
Masalah-masalah yang menimpa anak-anak sangat kompleks. Karena jika dilihat dari sudut pandang disiplin ilmu masalah tersebut sangat beragam, katakanlah kita dapat melihat dari sudut psikologi, sosiologi dan ilmu ekonomi.
a.      Menurut tinjauan psikologi
Menyangkut problem psikologi anak yaitu: suatu masalah yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan mental. Diantara masalah tersebut sering muncul adalah : (1) anak suka membadut diri didalam kelas hal ini menunjukkan anaks sangat membutuhkan perhatian baik dari teman-teman atau gurunya.(2) anak suka menyakiti temannya hal ini dapat diakibatkan karena anak kurang mendapatkan perhatian, merasa super dikelasnya, atau hidup dalam lingkungan yang keras.(3) anak suka diam dan melamun, masalah ini dapat diakibatkan oleh rasa takut, masalah keluarga dirumah atau pun masalah pergaulan dengan teman-temannya.
b.      Menurut tinjauan sosiologis
Yaitu masalah yang diakibatkan oleh problem sosial anak-anak. Diantara masalah tersebut, yang sering muncul adalah : (1) anak suka mencuri barang-barang milik temannya dan milik sekolah, hal ini lebih banyak diakibatkan oleh hubungan pergaulan anak dan bukan akibat problem ekonominya.(2)anak suka berkelahi, hubingan anak-anak dengan teman-temannya diluar juga mengakibatkan anak suka berkelahi. Hal ini disebabkan oleh karena anak-anak suka berkelompok-kelompok, untuk mempertahankan gengsi kelompok anak sering berkelahi dengan kelompok lain atau dengan temna lainnya. (3) problem seks pada anak-anak, misalnya anak suka mengintip temannya dan mempermainkan alat kelamin temannya, anak suka bergaul dengan orang yang lebih dewasa atau anak suka melihat film dan gambar porno.
c.       Menurut tinjauan ekonomi
yaitu problem yang dihadapi anak akibat benturan ekonomi keluarganya. Problem yang biasa terjadi anatara lain: (1) anak suka mengantuk, akibat banyaknya pekerjaan yang ditimpakan kepadanya. (2) banyak tugas yang tidak dikerjakan, hal ini mungkin karena anak terlalu payah (3) anak suka membolos, anak terlalu banyak memikirkan pekerjaan dirumah untuk membantu orangtuanya.
Mencari jalan pemecahan
Dari banyak masalah yang sudah penulis tuturkan diatas jika dianalisis dengan seksama “timbulnya anak bermasal” sebenarnya bersalah dari dalam  “ rumah “ anak itu sendiri. Artinya, keadaan semua itu muncul akibat dari sosialisasi anak diperkenalkan oleh keluarga.
Keterkaitan anak dengan denga orang tua pertama yang hadir dalam kehidupan sangat besar sekali. Ibu, bapak, dan anggota keluarga lain mempunyai andil besar terhadap sosialisasi anak. Terutama dengan tokoh ibu, anak sangat terikat sekali karena kontak sosial antara anak dengan ibunya dimulai sejak dini, saat anak dalam kandungan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pengalaman seorang ibu fisik atau psikisnya semasa ia ia mengandung, berpengaruh terhadap perkembangan anak yang dikandungannya pada masa-masa selanjutnya.
Sebenarnya betapa besar peran orang tua dalam pendidikan ini sudah ditegaskan melaui ayat Al-Quran maupun hadist. Diantaranya ayat dan hadis tersebut adalah QS.AT.Tahrim ayat 6 “ hai orang-orang yang beriman periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar.” Dan sabda rosululloh SAW “ Tidak lah anak yang dilahirkan itu kecuali membaca fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikan anak tersebt yahudi, nasrani atau majusi.(HR.Muslim)
Namun demikian, orang tua jangan sampai terlalu banyak kehilangan kontak dengan anak-anaknya. Luangkan waktu sebagian untuk bersantai dengan anak-anaknya sehingga mereka tidak merasa mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Selain itu juga keluarga harus memperhatikan nilai-nilai moral dan spiritual kehidupan mereka, maka dengan sendirinya kontrol keluarga semakin ketat dengan sendririnya. Berbagai masalah yang muncul akan mudah terselesaikan, karena agama banyak memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan sosial. Perhatian dan konsentrasi keluarga mudah dikendalikan.
B.     Contoh-contoh perilaku
Yang sering terjadi
Pada anak-anak
Yang dapat menyebabkan siswa bermasalah
1.      Anak Suka Iri
Banyak faktor yang mnyebabkan anak mengalami kesukarannya dalam belajar, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Begitu pula ciri atau gejalanya sangat banyak salah satunya, anak kesulitan menangkap pelajaran atau menulis. Dalam kasusu ini, dapat dikatakan anak tersebut mengalami kesukaran belajar. Anak semacam ini butuh perhatian dan perlakuan khusus. Tentu bukan bermaksud memanjakannya, karena justru akan membuatnya tergantung. Ini untuk membantu  anak mengatasi masalah kesukuran dalam belajarnya.
Bagi anak yang mengalami gangguan, memberikan perhatian yang lebih akan membantu mengurangi gangguan, memberikan perhatian yang lebih akan membantu mengurangi gangguan, asal masih dalam batas kewajaran. Manfaat lainnya, pengajaran khusus ini dapat memantaunya secara lebih akurat dan konyinyu.
Mengganti-ganti pengajar malah membuat anak jadi bingung karena perbedaan perlakuan pengajaran dan sistem dalam belajar. Tentu saja harus dipilih pengajran yang cocok dan mampu mendekatinya. Pada saat pengajaran, usahakan anak selalu konsentrasi penuh. Sebab bisa jadi ia lambat dalam menangkap pelajaran karena tidak konsentrasi. Berikan penghargaan dalam bentuk pujian atau lainnya.


2.      Si Kecil Suka Berbohong
Daftar alasan kebohongan anak :
o   Bohong agar dipuji
Umumnya ini dilakukan oleh anak yang haus pujian, peran guru sebaiknya harus sering memuji dan menghargai prestasi serta apa yang dilakukan. Dengan demikian, si kecil tak perlu berbohong hanya untuk mendapatkan pujian anda.
o   Takut dan malu karena dihukum
Apakah hukuman  anda terlalu berat ? atau kritikan anda terlau pedas sampai anak malu dan merasa sangatbersalah ? jika ya mungkin inii yang menjadikan anak suka berbohong. Ia takut hukuman dan kritikan anda, jika mengatakan sesuatu apa adanya. Nah, kurangi saja taraf hukuman yang anda berikan. Sesuaikan dengan usia dan tingkat kesalahan yang dibuat si kecil. Jangan lupa memuji jika ia berbuat jujur.
o   Kalau anda terlalu menuntut terlalu tinggi
Bila gagal melakukan tugas, sering kali anak berbohong dan berkata ia dapat menyelesaikan semuanya dengan baik. Ini umum terjadi kalau tuntutan orangtua terlalu tinggi dan tak sesuai dengan kemampuan anak. Perhatikanlah anak didik anda, apakah kebohongannya didasari oleh rasa takut dimusuhi setelah gagal melakukan tugas??? Kalau ya sebaiknya anda mengurangi harapan dan tuntutan yang kelewat tinggi itu.
o   Ingin mendapatkan sesuatu
“Irna belum sempat makan cokelat , udah jatuh ke tanah, kotor “ lapor Irna pada ibunya, agar diberi cokelat lain. Ini merupakan cerita bohong untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tingkah laku ini timbul karena anak tidak tahu cara yang lebih baik dan jujur. Untuk mengatasinya, latih anak mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara baik dan jujur.
o   Kompak dengan temannya
Kompak dengan teman penting bagi anak, terutama pada usia sekolah. Alasan ini tak jarang membuat anak berbohong, misalnya untuk menutupi kelakuan teman yang buruk.
Apa yang harus anda lakukan? Anda harus lebih aktif mencari informasi tentang kebenaran cerita anak. Bisa anda tanyakan kepada teman. Sesudah itu bicarakan hal ini dengan anak, ajak ia bicara jujur.
o   Rasa benci yang membara
Ada anak berbohong karena rasa benci dalam dirinya. Rasa bencinya ini membuatnya tidak ragu memfitnah teman yang tak disukai. Kasus berbohong karena rasa benci ini tergolong paling parah, dan orang tua disarankan agar segera menghubungi ahli.
Bagaimana cara mengatasinya?????
Maka bila anak melakukan kebohongan, betapun kecilnya, orang tua perlu segera bertindak meluruskannya. Tapi bagaimana mengatasi kekebohongan itu?
ü  Berikan suri tauladan yang baik kepada anak
ü  Mengajak anak untuk lebih terbuka
ü  Menanamkan kejujuran
ü  Tepati janji
ü  Disiplin
ü  Diberi ganjaran bila berbohong
3.      Anak Suka Berkata Kotor
Seruan anak yang sering kali membuat orang dewasa yang ada disekelilingnya kesal dan malu biasanya berupa kata-kata kasar dan omongan kotor. Entah saat ia menyerukan kata-kata berkonotasi seksual, atau kata-kata cemoohan, siapapun tidak suka. Reaksi orang dewasa disekitarnya, memang bermacam-macam. Ada yang langsung bereaksi keras, ada pula yang malah tidak mengacuhkannya. Akibatnya, reaksi anak berbeda-beda. Ada yang terus melakukannya, ada pula yang lambat laun berhenti, karena sadar oranglain membenci kata-kata yang diucapkannya itu.
Ada banyak sebab mengapa balita anda mulai berani menyerukan ujaran-ujaran yangb tiddak sopan, baik sebagai kalimat berkonotasi seksual, makian maupun ejekan. Yang jelas dimasa anak-anak sedang mengalmi identifikasi. Dengna mneyebut kata-kata yang membuat kening orangtuanya berkerut, dirinya merasa punya kekuatan untuk melepaskan diri dari orang tuanya tersebut. Cara lain adalah dengan melontarkan kata yang berkonotasi seksual. Pertanyaan anak tentang seks yang diikuti dengan kata-kata kotor sebenarnya merupakan tanda anak meminta orang tua menjelaskan hal tersebut.
Sayangnya tidak semua orang tua dan guru mampu mengerti dan memahami akan kebutuhan mental anak. Sehingga para orang tua cenderung menunjukkan reaksi seperti marah, terkejut, atau melabel anak sebagai “anak nakal”. Pada kenyataannya semua itu tidak efektif menghentikan kebiasaaan baru anak. Bahkan cara ini cenderung mendorong anak untuk menguji sampai sejauh mana orang tua “memagari” dirinya.
4.      Anak Susah Belajar
Pada usia anak-anak ( 6 tahun ) biasanya susah sekali disuruh belajar. Guru harus mengetahui karakteristik anak usia anak-anak. Pada usianya masih tergolong dalam usia pra sekolah atau usia bermain. Melalui bermain anak bisa memperoleh kesenangan dan mempelajari bermcam-macam hal, sehinga sangat dianjurkan untuk mengisi kegiatan bermain mereka secara terarah. Yaitu yang melibatkan aktivitas fisik seperti berlari, melompot, memanjat, meniti dan kegiatan bermain yang lebih banyak melibatkan aktivitas mental, dimana anak perlu menggunakan akal / pikiran, kreativitas dan imajinasinya.
Rentang perhatian anak biasanya masih pendek, dia tidak tahan duduk lebih dari 30 menit. Kalau anak didik kita sulit duduk diam, maka bisa dicari alternatif dengan memberi tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Kalau ia terlalu aktif, perlu dikonsultasikan ke psikolog dan neurolog untuk diamati apakah ada gangguan organis.
Dalam proses berfikir, untuk memahami sesuatu, anak perlu diberi penjelasan secara kongkret. Sesuatu yang bisa ia lihat sendiri secara nyata, bukan hanya dengan membayangkan. Hal-hal yang bisa dia alami / rasakan sendiri akan lebih mudah dimengerti dan dipahami, ketimbang penjelasan-penjelasan yang abstrak sifatnya.
Anak juga perlu terampil dalam menggunakan tangannya untuk melakukan gerakan-gerakan yangnhalus dan lebih terkendali sebagai persiapan menulis. Untuk melatihnya, bisa diberi kegiatan mewarnai gambar, menysun balok, menngambar apa saja seprti rumah, orang atau yang lainnya. Karena dengan demikian anak dapat belajar mengoordinasi mata dan tangannya.
Jadi guru dan para orang tua dapat melatih anak giat belajar melaui kegiatan bermain sambil belajar, tidak melulu pada kegiatan menulis, membaca, menghitung, dikte yang sifatnya akademis. Menghitung, misalnya bisa dilakukan dengan menyuruh anak menebak mana yang lebih banyak dan mana yang lebih sedikit, berapa banyak kue yang dia dapat, berapa sisa kue yang ada setelah dikurangi jumlahnya.
Ada data yang kurang mengenai anak, yaitu bagaimana kemampuannya untuk mengingat atau memahami apa yang diberikan, apakah daya tangkapnya cepat atau lambat. Keadaan ini bisa mempengaruhi minat belajar anak.
5.      Anak Malas Mengerjakan PR
Seringkali PR menjadi momok (menakutkan) bagi anak. Bisa dimaklumi sebab, disekolah anak harus menyelesaikan berbagai pelajaran, dan setelah pulang sekolah, mereka masih harus menghadapi setumpuk PR. Asal kita ketahui khususnya guru dan para orang tua tahu kiatnya, masalah PR mudah diatasi. Diantaranya :
o   Tumbuhkan motivasi
Agar anak tidak malas mengerjakan PR, ia harus mnegerti dulu apa fungsi serta manfdaat mengerjakan PR. Caranya, tanamkan pengertian bahwa PR dapat membantu atau menambah nilai raport. Dengan mengerjakan PR, anak terlatih menyelesaikan soal-soal yang ada serta terbiasa belajar bersungguh-sungguh. Tanyalah anak apakah ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR. Bila ia bantulah anak. Caranya kita perlu membekali diri dengan berbagai pengetahuan, dengan demikan bila anak mendapatkan kesulitan, maka ia bisa bertanya pada kita. Keikutasertakan kita dalam memotivasi anak segara menyelesaikan Prnya.
o   Beri hukuman dan pujian
Tentu ada sebabnya mengapa anak malas mengerjakan PR. Mungkin ia tidak suka pada pelajaran tersebut atau tidak menguasai pelajaran itu sehingga ia malas mengerjakan PR. Dalam hal ini, tentu saja peranan kita sangat penting. Karenanya selain menemani dan memotivasinya untuk rajin membuat PR, kita juga perlu juga mencari penyebab keengganan anak mengerjakan PR. Berilah hukuman yang sifatnya mendidik bila anak malas mengerjakan PR. Bantulah ia kalau memang tidak menguasi materi pelajarannya. Hukumlah dia misalnya dengan tidak memberi uang saku atau tidak memperbolehkan nonton acara TV kesayangannya nonton sebelum tugasnya selesai.
Bagaimanapun anak harus tahu kewajiban dan sanksi yang akan diterimanya bila ia melanggar kewajiban itu. Tapi anak pun perlu mendapatkan pujian bila ia berhasil menyelesaikan Prnya dengan benar. Pujian akan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa ia mampu bila bersungguh-sungguh mengerjakan PR. Pujian akan memacunya untuk lebih giat belajar.
o   Bentuk kelompok kerja
Salah satu yang dapat memacu anak mengerjakan PR adalah dengan mencarikannya teman belajar bersama. Atau dapat pula kita minta anak untuk membentuk kelompok belajar. Adanya teman yang dapat diajak bertukar akan merangsang anak untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit.
6.      Anak Bandel
Pola asuh didalam keluarga kita nampaknya cenderung permisif atau membolehkan. Akibatnya, anak tidak beljar bagaimana tingkah laku yang baik dan buruk. Padahal disiplin dan teladan dari orang tua amat diperlukan . melalui disiplin orang tua mengajarkan anak tentang tingkah laku yang dapat diterima lingkungan, bertanggungjwab, dan sadar bahwa tingkah laku yang ditampilkan mempunyai konsekuensinya. Untuk itu ada baiknya bila keluarga mengurangi sikap permisif tersebut. Anak yang selalu dituruti kemauannya, tanpa melihat apakah hali itu memang perlu atau tidak, akan membuat mereka kurang toleran terhadap kegagalan yang kelak dapat mempengaruhi penyesuain dirinya.
Untuk itu orang uta harus bersikap tegas. Yaitu dengan pemberian sanksi tanpa memukul si anaj. Misalnya saja dengan tidak memperkenankan anak melakukan hal-hal yang ia senangi, seperti meninton tv atau bermain. Untuk melakukan sanksi itu, tentu perlu kerja sama bapak ( suami ) atau nenek kakek sehingga anak tidak bingung karena adanya aturan yang berbeda antara orang tua dan kakek nenek. Pemberian sanksi sebaiknya juga diimbangi dengan dorongan dan bimbingan orang tua, seperti bersama-sam membereskan mainannya. Begitu pula dengan pujian. Jangan ragu memuji anak begitu terlihat ia mau melakukan kewajibannya meskipun hal itu belum sempurna dilakukannya.
7.      Anak Stres Karena Masalah Sosialnya
Stres merupakan respons fisiologi terhadap lingkungan yang disebabkan oleh kecemasan.”pada anak-anak pun,hormon stres mengangkut gula kedalam aliran darah,meningkatkan energi dan meningkatkan aktivitas otak serta membiarkan otak memproses berbagai informasi.otak berfungsi pada tingkat yang lebih untuk terus menerus siap siaga,”ujar megan r.gunnar,PhD,dosen perkembangan anak di universitas minnesota,minneapolis,amerika.
Menanggulangi informasi yang begitu banyak,tentu menguras energi baik fisik maupun mental anak.biasanyasetelah dapat mengatasi stresnya,anak mulai rewel,menangis atau menjadi mudah tersinggung.ini suatu pertanda bahwa ia butuh istirahat.kalau orang tua atau pengasuh anak menanggapi dengan cara menenangkan,sistem respons stres diotak akan meredakan aliran hormon stres dan anak menjadi tenang.bila cara meredakan stres semacam ini dilakukan secara konsisten,otak anak akan menangkap pola  itu dan anak dapat menolong dirinya sendiri untuk menenangkan diri.
a.      Proses yang menyakitkan
Menerima aturan-aturan  kelompok tidaklah mudah.bagi anak yang baru masuk taman kanak-kanak (TK),menjadi salah satu anak dari dua bersaudara di rumah sangatlah berbeda dengan menjadi salah satu anak diantara dua puluh anak lain di dalam kelas.
Sejak anak masuk TK,yakinkah anak bahwa  ia juga harus punya waktu dalam satu hari untuk ‘mendinginkan diri’.waktu khusus ini untuk mengistirahatkannya dari keharusan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.karna memang ketrampilan itulah yang diharapkan dimiliki anak agar proses bersosialisasibisa berlangsung mulus.membaca,menggambar atau mendengarkan music dapat meredakan kelelahan akibat kebersamaannya dengan orang lain selama beberapa waktu.tidak ada salahnya kita juga menyarankan si 5 tahun agar ia mau menunjukan kesedihan atau kemarahan saat ia mulai stress.
b.      Tanggapan yang simpatik
Apapun penyebab stres, luangkan waktu setiap hari untuk mengobrol dan bermain dengan anak. Dengarkan keluh kesahnya dengan penuh simpati. Cara ini akan mengurangi stresnya. Kita sebagai calon pendidik dan para orangtua harus lebih bersabar karena kadang-kadang anak usia ini masih terbatas kemampuan untuk menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya, sementara imajinasinya sangat aktif.
Kecemasan pada anak-anak bisa sangat ekstrem karena mereka memikirkan segala sesuatunya secara mendalam. Bila stres sudah tak dapat diatasi oleh anak, misalnya mulai mengganggu pola tidurnya, anak menjadi murung, atau tidak mau berteman, segera bawa anak kepada orang yang lebih ahli agar dapat segera dibantu.
Kita tak perlu cemas berlebihan dalam menangani anak didik kita atau anak kita dalam kondisi stres karena dalam batas-batasan tertentu stres merupakan hal yang normal dalam kehidupan anak. Bahkan stres dapat membangun suasana yang dapat membantu proses pertumbuhan emosi si kecil.
8.      Anak Merasa Tertekan
Kita sering mendengar bagaimana stres itu menimbulkan ketegangan pada kesehatan mental dan fisik kita. Stres bukan semata-mata kemarahan yang muncul karena situasi tertentu. Stres juga bukan sekedar frustasi atau kekhawatiran biasa, yang mengalami pasang surut hari demi hari. Stres adalah sesuatu yang terjadi ketika ada tekanan kuat, pada saat kita tidak punya sama sekali atau hanya memiliki sedikit kontrol, membangun seluruh kekuatan tanpa bantuan, mengakibatkan luluhnya mental. Semua komkponen dalam diri kita tersangkut : intesitas perasaan, perluasaannya dan perasaan tak tertolong untuk mengendalikan emosi.
Dalam kehidupan anak stres merupakan hal yang wajar. Stres dapat membantu si kecil meningkatkan keterampilan emosinya, karena setiap kali ia mampu menguasai situasi, ia belajar keterampilan emosi yang penting. Tetapi disatu sisi, terlalu banyak stres yang tidak berkurang sangat tidak sehat bagi anak, yang hanya punya sedikit kemampuan psikis dan fisik untuk mengatasi tekanan yang sudah menumpuk.
a.       Kurangnya pemahaman
Anak memang perlu dibatasi perilakunya. Namun, sikecil bisa saja meras frustasi dengan batasan-batasan yang diterapkan. Tentu tidak mudak mudah bagi kita(orang tua dan guru) mengabulkan semua permintaan anak, bahkan ada kemungkinan kita dapat menjawab “tidak” dengan nada tinggi. Mendengar kata tidak hampir selalu memicu anak untuk marah dan mengamuk (menangis).
Rasa ingin tahu, ingin menentukan sendiri dan kurang pengendalian diri dapat memunculkan stres yang cukup besar dalam kehidupan anak. Apalagi anak sulit memahami apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya, serta apa yang bisa dan tidak bisa dia peroleh. Karena ketidakpahamanny, anak kerap merasa kesal dan terkekang. Akibatnya bisa saja anak akan merasa frustasi sehingga bukan tidak mungkin, menyebabkan stres.
b.      Bisa diantisipasi
Untuk menolongnyua, kenali sumber stres dan waktu dimana ia tampak   sangat rentan. Apakah waktu ia mulai lapar, atau ketika ia mulai lelah ? anda bisa mengantisipasi reaksinya. Kita pun bisa turun tangan bila perlu. Misalnya, dengan mengatakan “ kamu cape ya. Baloknya disusun kok jatuh-jatuh terus, yuk kita istirahat dulu”. Selain itu adalah ha-hal yang berhubungan dengan mengabulkan permintaan anak. Benar bahwa anak tidak boleh selalu dituruti kemauannya. Artinya keinginan anak memang tidak terbatas. Namun, ada cara untuk membatasinya, tanpa anak meras dikalahkan. “ aku mau coklatnya 4 ! nggak mau 2. Ujar sikecil. Kita bisa mengatakan “ boleh nanti kita beli coklat 4 tapi kamu makannya sehari 1 saja ya “ oke (ujar sikecil). Dengan menetapkan pembatasan dengan kesepakatan seperti itu dapa menyebabkan anak runtuh. Kita sudah membantunya mampu mengendalikan perasaannya.
9.      Anak memberontak
Penyebabnya :
§  Perbedaan sikap kedua orang tua
§  Orang tua bertindak tidak adil
§  Orang tua menuntut secara berlebihan
§  Orang tua bersikap kaku
§  Anak merasa mendapatkan tugas yang banyak
§  Orang tua melindungi secara berlebuhan
§  Anak mengalami keletihan
C.     Mengatasi Gangguan
Kesulitan Belajar
Gangguan Dalam Proses Belajar
Gangguan belajar ( Learning Disorder) adalah kekurangan yang tidak tampak secara lahiriah. Ketidakmampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang normal lainnya. LD adalah keterbelakangan yang mempernbgaruhi kemampuan seseorang untuk menafsirkan apa yang mereka lihat dan dengar. LD juga merupakan ketidakmampuan dalam mengubungkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai bagian otak mereka. Kelemahan ini tampak dalam beberapa hal, seperti kesulitan dalam berbicara dan menuliskan sesuatu, koordinasi dan pengendalian diri atau perhatian. Kesulitan-kesulitan ini tampak ketika mereka melakukan kegiatan-kegiatan sekolah dan menghambat proses belajar seperti belajar membaca, atatu berhitung yang seharusnya mereka lakukan.

Apakah kesulitan belajar itu  ? ???
Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu disekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatandan bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berpengaruh pada kebahagiaan mereka. Sementara itu, bagi penderita yang lain, gangguan ini menghambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain dari kehidupan mereka. Terkadang seseorang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang salling tumpang tindih, sementara itu yang lainnya ada yang hanya menglami satu macam kesulitan belajar saja. Sehingga hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek dari kehidupan mereka. 

Apakah jenis-jenis kesulitan belajar itu???
Mengenali kesulitan belajar jelas berbeda dengan mendiagnosis penyakit cacar atau campak. Berbeda dengan LD yang sangat rumit dan meliputi begitu banyak kemungkinan penyebab, gejala-gejala, perawatan serta penanganan. LD yang memelikik beragam gejala ini, sangatlah sulit untuk diadiagnosis dan dicari penyebabnya secara pasti. Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau perawatan yang sanggup menyembuhkan mereka sepenuhnya.
Tidak semua kesulitan dalam proses belajar dapat disebut LD. Sebagian anak mungkin hanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan bakatnya. Kadang-kadang seseorang memperlihatkan kewajarannya dalam perkembangan alaminya, sehingga tampak seperti penderita LD, namun ternyata hanyalah keterlambatan dalam proses pendewasaan diri saja. Sebenarnya para ahli telah menentukan kriteria-kriteria pasti dimana seseorang dapat dinyatakan sebagai penderita LD.
Kesulitan belajar dapat dibagi 3 kategori besar :
1.      Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
2.      Permasalahan dalam hal kemampuan akademik
3.      Kesulitan lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengoordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori diatas.

1.      Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami kesulitan jenis ini menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi –bunyi bahasa yang tepat, berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang benar, atau memahami apa yang orang lain katakan.
Berdasarkan definisi gangguan ini, maka kita dapat meringkaskan ciri-ciri spesifiknya sebagai berikut :
·         Keterlambatan dalam hal pengucapan bunyi bahasa. Anak-anak yang mengalami gangguan ini biasanya mengalami masalah dalam mengucapkan sesuatu dengan tepat.
·         Keterlambatan dalam hal mengekspresikan pikiran atau gagasan melalui bahasa yang baikdan benar.
·         Keterlambatan dalam hal pemahaman bahasa
2.      Gangguan kemampuan akademik
Siswa-siswa yang mengalami gangguan akademik berbaur bersama teman-teman sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan bewrhitung mereka. Seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan ini, bisa mengalami :
·         Keterlambatan dalam hal membaca
Tipe gangguan ini disebut juga dengan dileksia. Pada kenyataannya, kesulitan membaca dialami oleh 2-8 persen anak sekolah dasar.
·         Keterlambatan dalam hal menulis
Menulis juga memerlukan koordinasi berbagai bagian dan fungsi otak. Bagian-bagian otak yang mengatur perbendaharaan kata, tata bahasa, gerakan tangan, dan ingatan harus berada dalam kondisi serta koordinasi yang baik. Permasalahan dalam hal ini dapat mengakibatkan gangguan dalam kemampuan menulis seseorang.
·         Keterlambatan dalam hal berhitung
3.      Gangguan belajar lainnya
DSM juga mencatat kategori tambahan, seperti gangguan kemampuan motorik dan gangguan perkembangan khusus yang belum diklasifikasikan. Gejala-gejala adalah keterlambatan atau keterbelakangan dalam memahami bahasa, kemampuan akademis serta motorik yang pada gilirannya memengaruhi kemampuannya untuk memelajari sesuatu. Tetapi bedanya, itu semua tidak sesuai kriterianya dengan jenis-jenis keterlambatan belajar yang telah kita bahas sebelumnya. Gejala-gejala ini juga mencakup gangguan koordinasi tubuh pada gilirannya dapat mengakibatkan buruknya tulisan seseorang, dan begitu pula halnya dengan kesulitan mengeja serta mengingat. 
Kesulitan dalam memusatkan perhatian
Hampir 4 juta anak sekolah menderita kesulitan belajar. Berdasarkan data yang ada 20 % dari mereka mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Anak-anak maupun orang dewasa yang menderita kesulitan dalam memusatkan perhatian biasanya gemar melamun secara berlebihan. Kendati demikian, saat mereka berhasil memusatkan perhatian pada suatu hal, maka perhatian itu dengan segera mudah buyar kembali.
Jika mengamati keseluruhannya penderita ADHD ( Attention Deficit Hiperactivity Disorder = gangguan hiperaktif memusatkan perhatian) pada diri anak-anak, yang sebagian besar diderita anak laki-laki, ganguan perhatian sering diikuti dengan sikap yang hiperaktif. Dalam orang dewasa sikap hiperaktif sering tampak dalam wujud kegugupan dan kegelisahan. Namun , masalah yang berkaitan dengan perhatian dan konsentrasi it uterus berlanjut hingga mereka dewasa.
Kesulitan dalam memusatkan perhatian, baik yang disertai sikapm hiperktif, ataupun tidak, tidak dianggap sebagai kesulitan belajar. Kendati demikian, kesulitan dalam memusatkan perhatian dapat mempengaruhi performa akademis seseorang secara serius, dimana gangguan ini kerap menyertai kelemahan dalam kemampuan akademis.
v  Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
Salah satu pertanyaan utama yang dikemukakan orang tua tatkala diberi tahu bahwa anak mereka menderita kesulitan belajar adalah : “ mengapa hal ini dapat terjadi ? dimanakah letak kesalahan yang telah kami lakukan?”.
Para ahli kesehatan jiwa menekankan bahwa sehingga saat ini masih belum ada seseorang pun yang mengetahui secara pasti sebab musabab kesulitan belajar. Oleh karena itu, mereka tidak sanggup membantu para orang tua untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan kejiwaan ini serta melakukan tindakan pencegahan. Terlalu banyak kemungkinan yang diduga menjadi penyebab dari keterlambatan belajar. Sesungguhnya, jika direnungkan lebih mendalam, lebih penting bagi keluarga keluarga penderita untuk menemukan cara penyembuhan yang tepat.
Sebagian ahli pernah mengemukakan bahwa gangguan belajar disebabkan oleh gangguan saraf. Tetapi penelitian yang dikosong oleh NIMH telah membantu kita untuk menyadari bahwa penyebab kesulitan belajar itu benar-benar kompleks dan luas. Bukti mutakhirmmemperlihatkan bahwa sebagian besarr keterlambatan belajar tidak hanya berkaitan dengan bagian otak tertentu, tetapi karena kesulitan dalam menyalurkan berbagai informasi yang datang dari berbagai bagian otak secara bersama-sama.
Dewasa ini, teori yang paling banyak penganutnya menyatakan bahwa kesulitan belajar itu disebabkan oleh kerusakan sususnan dan fungsi otak. Dalam kasus-kasus tertentu, sebagian para ahli menyakini bahwa kerusakan terjadi sebelum sang anak dilahirkan.
Gangguan perkembangan otak semasa bayi masih berupa janin
Selama kahamilan, otak janin telah berkembang dari bentuk sel tunggal menjadi suatu organ yang terdiri dari milyaran sel saraf yang saling terkait satu sama lain, serta masing-masing memiliki fungsi khususnya yang disebut neuron. Selam proses evolusi yang menarik ini, mungkin tejadi kesalahan dalam pembelahan sel, sehingga menyebabkan cacat pada neuron atau hilangnya ikatan anatarneuron tersebut.
Sepanjang masa kehamilan, perkembangan otak ini rentan sekali mengalami gangguan. Jika gangguan atau permasalahan terjadi pada masa awal kehamilan, maka sang janin mungkin sekali akan mati, atau bila sempat lahir akan mengalami rcacat bawaan serta gangguan mental. Jika gangguan ini terjadi belakangan, dimana sel-sel spesifik telah terbentuk dan berada pada tempatnya mnasing-masing maka cacat yang mungkin terjdi adalah berupa bentuk sel yang tak semestinya, salah lokasi, atau gangguan hubungan anatrsel. Beberapa ilmuan menyakini bahwa cacat ini kelak dapat terwujud dalambentuk keterlambatan belajar.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan otak
Dengan menggunakan hewan sebagai objek penelitian, para ilmuwan di NIHM serta fasilitas riset lainnya sedang berusaha melacak faktor-faktor apa saja yang mungkin memengaruhi perkembangan otak. Dengan mempelajari proses perkembangan otak normal, ilmuwan akan dengan mudah mengetahui ketidak menguji bagaimana gen, penganiyaan, obat-obatan terlarang, dan racun dapat memengaruhi perkembangan otak.

Ø  Faktor Genetik
Fakta yang memperlihatkan bahwa keterlambatan belajar cenderung terjadi pada anggota keluarga tertentu, mendorong para ahli untuk mencoba mengaitkan keterlambatan belajar ini dengan faktor genetik. Sebagai contoh, anak-anak yang memiliki kelemahan dalam membaca, dan demikian pula halnya dengan kesulitan dalam memedukan berbagai bunyi bahasa dan kata sehingga menjadi kesatuan makna, kebanyakan memiliki orangtua yang juga mengalami masalah serupa. Kendati demikian, kesulitan belajar yang dialami orang tua sedikit berbeda dengan yang dialami anaknya. Orangtua yang menderita kelemahan dalam menulis kemungkinan memiliki anak yang mengalami kesulitan dalam mengepresikan gagasan atau idenya dengan bahasa yang baik dan benar. Inilah alasan mengapa kesulitan belajar tampaknya tidak diturunkan secara langsung. Apa yang mungkin diturunkan adalah disfungsi otak yang dapat mengarah pada kesulitan belajar.
Barang kali terdapat penjelasan alternatif tentang mengapa LD seolah-olah diturunkan dalam suatu keluarga. Beberapa wujud kesulitan belajar juga dipengaruhi lingkungan keluarga. Sebagai contoh, orangtua mengalami kesulitan dalam berbahasa barangkali akan berbicara lebih sedikit kepada anaknya, atau bahasa yang digunakan orangtua kepada anaknya itu juga tidak benar. Dalam kasus semacam ini, sang anak telah memiliki teladan yang salah dalam hal berbahasa dengan benar. Itulah sebabnya mengapa sang anak tampak mengalami kesulitan berbahasa.
Ø  Tembakau, Alkohol, dan Penggunaan Obat-obatan lainnya
Obat-obatan yang dikonsumsi seorang ibu dapat memberi dampak langsung pada janin yang dikandungnya. Penelitian memperlihatkan bahwa seorang ibu yang merokok, mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarang selama kehamilannya, kemungkinan akan memberikan pengaruh buruk pada bayi yang dikandungnya. Oleh karenanya, untuk mencegah terjadinya dampak negatif pada bayi selama dalam kandungan ini, pusat kesehatan amerika serikat mendukug upaya penyadaran masyarakat akan dampak buruk alkohol , minuman keras, dan obat-obatan terlarang lainnya.
Ø  Masalah selama kehamilan dan kelahiran
Kemungkinan yang menjadi penyebab lain dari kesulitan belajar adalah jugga menyangkut komplikasi selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh seorang ibu bereaksi terhadap janin dan menyerang seolah-olah ia adalah infeksi penyakit yang menyerang sang ibu. Permasalahan semacam ini mungkin menyebabkan sel-sel otak baru terposisikan pada bagian yang salah dalam otak. Selain itu, selama proses kelahiran, tali pusat mengalami pembelitan sehingga menghambat aliran oksigen ke janin. Hal ini pada gilirannya melemahkan fungsi otak dan menyebabkan LD.
Ø  Racun dilingkungan sekitar anak-anak
Selama setahun setelah sang bayi dilahirkan, sel-sel otak baru dan jaringan saraf masih terus berkembang. Sel-sel ini juga rentan terhadap kerusakan.
Pada peneliti juga meneliti racun-racun yang terdapat diseputar anak-anak dimana racun ini berpotensi menyebabkan kesulitan belajar dan merusak pertumbuhan sareta berfungsinya otak seorang anak. Kadnium dan timah hitam, yang banyak ditemukan dilingkungan sekitar kita, menjadi fokus utama penelitian saraf. Kadnium yang digunakan dalam proses pembuatan produk baja, dapat dengan mudah ditemukan dalam tanah dan makanan yang kita makan. Timah hitam banyak tergantung dalam cat, bahan bakar, dan juga pipa air. Penelitian terhadap binatang, yang disponsori oleh Lembaga Kesehatan Nasional menunjukkan adanya hubungan antara timah hitam dan kesulitan belajar. Tikus yang terkontaminasi oleh timah hitam, mengalami perubahan pada gelombang otaknya, sehingga memperlambat kemampuan belajarnya. Masalah dalam belajar ini berlangsung selama beberapa minggu dan berakhir ketika tikus itu tidak terkontaminasi timah hitam.

v  Benarkah kesulitan belajar berhubungan dengan perbedaan pada otak
Ketika meneliti orang yang mengidap kesulitan belajar, para ahli telah menemukan beberapa perbedaan dan fungsi pada otak. Contoh, penelitian terbaru menyatakan adanya kemungkinan variasi dari berbagai otak yang disebut planum temporale, area yang berhubungan dengan bahasa yang ditemukan pada kedua belahan otak. Pada penderita disleksia, kedua bagian tersebut mempunyai ukuuran yang sama. Sebaliknya, pada orang normal, bagian kiri planum temporale memiliki ukuran lebih besar. Sebagian peneliti yakin bahwa kesulitan belajar membaca dipengaruhi oleh perbedaan ini.
Bantuan apa yang bisa dilakukan ???
Langkah pertama dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menyadarinya. Tatkala seorang bayi dilahirkan orang tua sangat berharap dapat melihat buah hatinya melangkahkah kaki untuk pertama kalinya dimuka bumi ini. Selain itu ia berharap dapat mendengar kata-kata pertama. Dokter atau bidan akan memantau perkembangan awal anak itu. Pada tabel pertumbuhan seorang anak, telah tercantum tanda-tanda serta tingkatan perkembangan yang seharusnya dialami seiring dengan bertambahnya usia sang anak.
Ada yang mengatakan bahwa orangtus adalah orang pertma yang selalu menyadari keterlambatan perkembangan yang dialami anaknya semasa awal masa pertumbuhan. Sementara itu, dokter lebih banyak menemukan permasalahan secara fisik, seperti tanda-tanda kerusakan otak minor otak. Namun fakta yang terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa guru dikelaslah yang sebenarnya pertama kali menemukan kesulitan belajar yang dialami murid-muridnya dalam hal membaca, menulis, serta menghitung. Karena tugas-tugas sekolah semakin sulit dan rumit, maka anak-anak yang menderita kesulitan belajar mengalami kesulitan menerima pelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami anak-anak yang sopan dan pendiam dikelas kemungkinan besar sulit dideteksi. Anak-anak dengan kepandaian diatas rata-rata, yang tetap berhasil naik kelas ditengah-tengah kesulitannya itu, juga sulit dideteksi.
Ini berbeda dengan anak-anak yang hiperaktif yang lebih mudah dideteksi dengan jalan memantau tindakannya yang terlampau aktif itu. Hiperaktif biasanya diawali saat anak berusia 4 tahun, dan sulit dideteksi hingga anak itu masuk sekolah.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua, dokter, dan guru bila tahapan perkembangan awal anak tampak terganggu pada usia dini ? terkadang akan lebih baik bagi kita untuk bersabar dengan memberikan sedikit waktu kepada otak agar dapat berkembang lebih matang lagi. Tetapi, jika tahapan perkembangan yang seharusnya dicapai itu telah tertunda cukup lama dan keluarga kita mempunyai sejarah orang-orang yang mengalami kesulitan belajar pula, maka anak itu harus segera mungki menerima pertolongan. Pendidikan dan dokter yang merawat anak itu dapat menyarankan serta memberikan penyuluhan mengenai tempat pendidikan serta perawatan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak.
Bagaimana kesulitan belajar secara formal didiagnosis ??
Secara harfah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut. Maksudnya adalah seorang anak berumur 10 tahun yang berbicara seperti anak berumur 6 tahun kemungkinan tidak mengalami kesulitan berbicara dan berbahasa. Disisi lain, seorang anak kelas 5 dengan IQ 100 yang tidak dapat menulis kalimat sederhana, pasti mengidap LD.
Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari keterlambatan dalam perkembangan kemampuan seorang anak. Keterlambatan selama 2 tahun awal dipandang sebagai sesuatu yang penting. Sedangkan bagi murid yang lebih tua, penundaan ini tidak dipermasalahkan. Jadi, seorang anak tidak selalu dicurigai menderita kesulitan, kecuali bila ada keterlamabatan perkembangan selama lebih dari 2 tahun. Meskipun demikian, diagnosis yang sebenarnya terhadap kesulitan belajar dilakukan dengan metode uji standar yang membandingkan tingkatan kemampuan seorang anak terhadap anak lainnya yang dianggap normal.
Sebagai contoh, pada akhir kelas 5, Susan tidak dapat menjumlahkan dua angka, meskipun di gemar bersekolah dan memperoleh nilai bagus dalam mata pelajaran lainnya. Ibunya membawa Susan ke klinik, yang menguji kemampuan matematika dasar Susan. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kemampuan matematika Susan terlambat selama beberapa tahun. Untungnya, kenyataan ini malah mendorong Susan untuk belajar lebih keras. Selain itu, hasil pengujian juga tidak mendapati adanya penyebab gangguan lainnya, seperti kurangnya motivaswi atau gangguan penglihatan. Susan secara resmi didiagnosis menderita satu jenis keterlambatan belajar tertentu saja.
Hasil uji tidak hanya tergantung pada kemampuan aktual anak, tetapi juga reabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk memperhatikan dan memahami pertanyaannya. Anak-anak dengan kelemahan dalam memusatkan perhatian serta sikap hiperaktinya, kemungkinan besar akan memperoleh nilai di bawah kemampuannya yang sebenarnya.
Menguji anak diruang terpisah terkadang dapat membantu anak memperoleh konsentrasi dan nilai uji yang lebih tinggi.
Masing-masing tipe LD didiagnosis dengan cara yang sedikit berbeda. Untuk mendiagnosis kesulitan berbicara dan berbahasa, ahli terapi wicara menguji cara pelafalan bunyi bahasa anak-anak, kosakata, dan pengetahuan tata bahasa serta membandingkannya dengan kemampuan anak sebaya mereka yang normal. Ahli psikolog menguji kecerdasan anak-anak, sedangkan doter memeriksa apakah sang anak menderita infeksi pada telinganya atau tidak. Untuk mengatasi masalah pendenagaran, dapat berkonsukltasi dengan seorang spesialis THT.
Sehubung dengan gangguan kemampuan atau perkembangan akademis yang mencakup membaca, menulis, dan berhitung maka pengujiannya dilakukan dengan metode uji standar. Selanjutnya,penglihatan dan pendengaran anak diperiksa untuik memastikan bahwa murid tersebut dapat melihat huruf dengan jelas dan mampu mendenagr dengan baik. Para spesialis juga mengecek jika anak-anak tersebut sudah ketinggalan banyak pelajaran. Sangatlah penting untuk memperhatikan bahwa penanganan gangguan belajjar itu sangatlah berbeda dengan upaya untuk mengejar ketertingglan pelajar di sekolah.
ADHD didiagnosis dengan jalan mengamati kebiasaan sehari-hari, seperti rasa gelisah berlebihan, sering kehilangan sesuatu, gemar menyela pembicaraan orang lain, dan terlalu banyak bicara. Gejala-gejala lainnya juga meliputi ketidaksanggupan untuk tetap duduk tenang, mengerjakan tugas, atau menunggu giliran. Diagnosis ADHD dibuat hanya pada saat anak menunjukkan kebiasaan yang hiperaktif melebihi anak-anak lain seusianya.
Jika sekolah gagal mengnali keterlambatan belajar, orangtua dapat mencari alternatif lain. Dalam kasus Susan, ibunya memilih untuk membawanya ke sebuah klinik untuk diuji. Kemudian ia membawa dokumen hasil pengujiannya itu ke sekolah. Setelah mengamati hasil diagnosis yang dibawa ibu Susan, sekolah diwajibkan untuk menyediakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan Susan.
Orang tua mengetahui setiap langkah evaluasi yang dilakukan oleh sekolah tersebut. Otrangtua harus mengeti bahwa mereka dapat menolak keputusan sekolah bila tidak setuju dengan hasil diagnosis yang dilakukan tim pendiagnosis. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Ssussan dengan membanya ke klinik,,orang tuanya selalu memiliki hak untuk mendenagrkan pendapat yang berasal dari pihak kedua.
Bagaimana upaya keluarga untuk mengatasinya ???
Efek gangguan atau kesulitan belajar ini adalah dapat mempernagruhi teman, keluarga, dan lingkungan sekolah serta tempat meraka bekerja. Anak yang bermasalah akap menyerap apa saja yang dikatakn oleh orang lain secara serampang mengenai diri mereka. Mereka mungkin melabeli dirinya sendiri dengan “terbelakang” , “lambat”, atau “berbeda”. Kadang-kadang mereka tidak memahami letak perbedaan mereka dengan orang normal, tetapi yang pasti mereka merasakan betapa menyakitkannya hal itu. Penderitaan atau rasa malu yang ia alami dapat menyebabkan mereka bereaksi dengan berbagai cara, mulai dari penarikan diri sepenuhnya terhadap orang-orang di sekitar mereka hingga memasang sikap bermusuhan. Seperti misalnya, Wallance terlibat perkelahian. Mereka dapat memutuskan untuk berhenti belajar, dan akhirnya mengalami putus sekolah, atau bertindak seperrti Susan yang mengisolasi dirinya serta terjatuh ke dalam depresi kejiwaan.
Anak yang menderita kesulitan belajar dan memusatkan perhatian akan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan teman. Jadi, anak yang menderita ADHD, kemungkinan memiliki kebiasaan untuk menarik diri dan bertengkar. Anak dengan kesulitan belajar kemungkinan besar lebih jauh menyukai bergaul dengan ank seusianya lebih muda, tetapi memiliki level kemampuan yang sama. Anak-anak ini mungkin juga menjadi penyebab dari masalah-masalah social. Orang penderita LD seringkali tidak mampu mengartikan suara, nada atau ekspresi wajah, hingga timbul kesalahpahaman yang menyebabkan mereka bersikap tidak sopan, dan tidak menanggapi lawan bicaranya.
Tanpa bantuan orang professional, situasi ini menjadi tidak terkontrol. Semakin banyak kegagalan yang mereka hadapi, makin besar pula kemungkinan mereka melakukan tindakan dengan maksud melampiaskan rasa frustasi dan rendahnya rasa PD. Semakin sering mereka melampiaskannya, semakin sering pula mereka harus menerima hukuman, sehingga pada gilirannya makin menurun rasa PD mereka. Wallance kerap mengamuk dan berkelahi karena diejek atas kelemahannya dalam pengucapan kata-kata tertentu, sehingga sering dikeluarkan dari sekolah. Ini memperlihatkan pada kita bahwa betapa pentingnya bantuan orang professional itu.
Memiliki anak yang mengalami kesulitan belajar menyebabkan keluarga menanggung beban emosional. Orangtua sering mengalami beban emosional, penolakan, sikap menyalahkan diri sendiri, frustasi, marah dan putus asa. Saudara anak tersebut sering kali diabaikan oleh orang tuanya sehingga menjadi iri hati.
Bimbingan konseling sangat membantu orang yang mengalami keterlambatan belajar beserta keluarganya. Konseling dapat membantu memengaruhi anak-anak, remaja, serta dewasa untuk mengembangkan rasa pengendalian diri yang lebih besar serts sikap positif terhadap kemampuan mereka sendiri. Berbicara dengan seorang konselor dapat membantu anggota keluarga meringankan beban penderitaan mereka serta memperoleh dukungan dan rasa aman.
Banyak orang tua merasa bahwa bergabung dengan suatu kelompok penduduk daapa menimbulkan perbedaan. Kelompok pendukung dapat menjadi sumber informasi, saran-saran praktis serta saling mengerti satu sama lain. Buku-buku hasil karya para pendidik serta ahli kesehatan mental dapat pula membantu.
Terapi perubahan kebiasaan atau perilaku juga bias membantu anak hiperaktif dan lambat belajar. Dengan melakukan perubahan kebiasaan, anak segera memperoleh hadiah yang nyata bila mereka dapat berlaku sepatutnya. Perolehan hadiah itu dapat membantu seorang anak untuk belajar mengendalikan tindakannya, baik dirumah maupun di sekolah. Konselor sekolah atau pribadi dapt menjelaskan metode perubahan kebiasaan ini serta menyarankan hadiah yang sesuai bagi anak kepada orangtua dan guru.
Orang tua dan guru dapat membantu menciptakan latihan-latihan dan suatu kondisi bagi si anak agar mendorngnya kea rah keberhasilan. Mereka dapat menemukan cara membantu sang anak membangun diri atas dasar kekuatannya sendiri dan berupaya sekuat tenaga berdasarkan kemampuannya sendiri. Cara ini bias dilakukan dengan sengaja menatap mata anak yang menderita gangguan pemusatan perhatian sebelum berbicara dengannya. Sedangkan bagi remaja, yang mengalami permasalahan bahasa, tugas-tugas latihan dapat dijelaskan dengan gambar dan diagram. Bagi siswa yang menderita masalah dalam hal menulis tangan serta mengeja, maka masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan software pengolahan kata yang dapat memeriksa ejaa. Seorang konselor dapat mengidentifikasi solusi praktis yang memudahkan sang anak dan keluarga untuk menangani hal ini dari hari ke hari.
Setiap anak perlu menumbuhkan rasa kompetensi dan cinta. Bila anak menderita keterlambatan belajar, maka orang tua perlu bekerja lebih keras untuk mengembangkan rasa PD anak mereka dan kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan orang lain. Membangun kepercayaan diri dan hubungan yang baik dengan orang lain sama berharganya dengan mengembangkan kemampuan akademis.
Dapatkah kesulitan belajar diatasi atau disembuhkan???
Meski banyak orang yang tidak mampu mengatasi kelemahan fungis otak mereka, tetapi mereka belajar untuk menyesuaikan diri dan menjalani kehidupan ini. Jadi, meskipun gangguan keterlambatan belajar itu tidaklah lenyap, namun dengan memberikan penagalamna belajr yang benar, seseorang dapat memiliki kemampuan yang luar biasauntuk belajar. Fleksibilitas otak untuk mempelajari kemampuan baru ini barangkali merupakan hal terbesar dalam tahun-tahun awal kehidupan seorang ank, dan akan hilang setelah masa pubertas. Inilah sebabnya mengapa intervensi didi itu begitu penting. Terlepas dari semua itu, kita harus mempertahankan kemampuan belajar seumur hidup kita.
Walaupun keterlambatan belajar tidak dapat disembuhkan, namunmasih ada secercah harapan. Karena gangguan dalam hal belajar mencerminkan keterlambatan perkembangan, maka banyak anak yang pada akhirnya terperangkap. Dari seluruh masalah pada pengucapan atau bahasa, anak yang memiliki keterlambatan artikulasi atau pengekspresian bahasa tampak yang paling tidak memiliki masalah berkepanjangan. Terlepas dari ketrerlambatan itu, akhirnya banyak anak yang belajar berbicara juga.
Bagi orang yang menderita dialeksia, harapnnya bercampur aduk. Tetapi, program pembacaan pengobatan yang layak bias membantu orang itu mencapai kemajuan yang pesat. Seiring dengan bertambahnnya usia, bantuan yang tepat dari orang tua serta ahli kejiwaan dapat menjadikan anak penderita ADHD lebih baik sehngga bias menekan sifat hiperaktif mereka. Akhirnya, mereka bias mewujudkan kebiasaan yang dapat diterima oleh orang-orang disekitar mereka.
D.    Kecakapan dasar yang diberikan
Oleh sekolah dasar ( SD) kepada anak
Secara ideal kecakapan-kecakapan itu harus meliputi aspek-aspek jasmani dan aspek-aspek rohani yang bersifat positif. Sedang aspek-aspek rohani yang bersifat negatif harus ditekan atau dihalangi perkembagannya. Semua aspek itu dikembangkan dengan diberi rangsangan dari luar, baik dengan menggunakan faktor-faktor luar yang bersifat sosial maupun non sosial. Paduan antara kebudayaan akan menyebabkan timbulnya aktivitas pada anak, dalam bentuk belajar, sebagai transfer dari aktivitas yang telah dimiliki oleh anak sebelumnya, yaitu yang di dalam bentuk bermain. Inilah sebabnya mengapa pelajaran-pelajaran di SD harus disajikan kepada anak-anak dengan bentuk permainan dan aktivitas anak tersebut, disebut belajar sambil belajar.
Kesukaran-kesukaran mungkin juga terjadi, oleh karena bahan-bahan tersebut harus pula mengandung sesuatu yang baru, yang akan menjadi umpan pula bagi anak untuk perkembangan selanjutnya. Namun sejauh kesukaran itu masih dalam jangkauan kesanggupan anak, anak akan selalu berusaha untuk mengatasinya. Dalam hal ini 2 alternatif akan dilakukan, yang pertama akan dicobanya terus menerus sehingga titik kekuatannya yang terakhir ia meminta bantuan guru atau pembimbing.
Adapun secara praktis kecapan-kecapan yang dapat diberikan oleh SD kepada anak-nak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam program pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Antara lain :
1.      Berbahasa
Penguasaan bahasa :
a.       Pasif
1)      Lisan ( mendengarkan )
2)      Tulis ( membaca )
§  Membaca tehnis
§  Membaca bahasa
§  Membaca syair
§  Membaca diam
b.      Aktif
1)      Lisan (becakap-cakap)
2)      Tulis ( mengarang )
2.      Bernyanyi
3.      Berhitung
4.      Menggambar
5.      Beragama
6.      Berbuat susila
7.      Berketerampilan
8.      Olahraga
9.      Berpengetahuan tentang IPA
Kecakapan ini diberikan kepada anak setelah anak-anak mencapai perkembangan daya abstraknya, sehingga memadai untuk menerima pelajarannya sekalipun masih tingkat dasar. Misalnya tentang hal adanya tekanan udara, air dan benda-benda.
10.  Berpengetahuan tentang IPS
Kecakapan inilah yang menduduki tempat agak berat bagi anak, oleh karena sering harus dicapai dengan daya ingatan semata-mata. Untuk ini guru harus berusaha menanamkan cara mempelajarinya dengan bermacam-macam metode sesuai dengan tipe-tipe anak. Isalnya anak yang bertipe motorik, lain dari anak yang bertipe visual lain dengan anak yang bertipe auditif.
Beberapa contoh dalam usaha membendung pengaruh negatif terhadap usaha membentuk pribadi anak itu dapat antara lain dengan jalan :
Ø  Sekolah memberi kesibukan dengan memasukkan anak-anaknya dalam gerakan pramuka, latihan-latihan olahraga, kesenian, keterampilan, pekerjaan rumah dan sebagainya
Ø  Keluarga mengisi waktu-waktu senggang anaknya, dengan melatih membereskan pakaian sendiri, memperkaya perpustakaan, membantu ibu membersihkan halaman, lantai, dinding, dan lain-lain
Ø  Masyarakat membantu dengan membentuk kelompok-kelompok hobby dalam klub olahraga, kesenian dan sebagainya.




















BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bentuk perilaku bermasalah yang dilakukan oleh peserta didik bukanlah tanpa adanya suatu alasan. Mereka melakukannya karena adanya alasan tertentu. Apapun bentuknya yang dilakukannya sebenarnya peserta didik belumk dapat bertindak dewasa, maka dari itulah kewajiban guru untuk membawa peserta didiknya ke jalan yang lurus, peserta didik diajak untuk berada dalam fase-fase perkembangannya. Selain itu sikap yang ditunjukkan peserta didik yang dianggap bermasalah janganlah diberi sanksi karena itu akan membuat mereka lebih keras dan berontak lagi melainkan mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan dan bantuan yang tepat agar mereka tidak terhambat proses perkembangannya dan peserta didik mampu mengerjakan tugasnya sebagai peserta didik serta mencapai suatu pencapaian belajar.

B.     Saran
Kami berharap pendidik mampu berperan dengan baik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Mencerdaskan anak bangsa dan mendidik serta membimbing anak bangsa kepada perilaku yang arif dan bijaksana. Dengan cara pendidik memperhatikan setiap perkembangan peserta didik dan mencari solusi dan bantuan ynag tepat jika menemui peserta didik yang sedang mengalmi kesulitan belajar dikarenakan adanya masalah yang menghambat perkembangannya.









DAFTAR PUSTAKA

Musbikin Imam, “ Mendidik anak Nakal” Oktober 2005. Jakarta : Mirta pustaka
Derek wood, dkk. “Kiat Mengatasi Gangguan Belajar”. Jogjakarta : Kata hati
Drs. Agus Sujanto, “ Psikologi perkembangan”. Surabaya : Rineka Cipta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar