PERBEDAAN CERPEN DAN NOVEL
Pernahkah anda membaca roman? Kisah-kisah legendaris Siti
Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Layar Terkembang, Salah Asuhan, Katak Ingin
Menjadi Lembu, Anak Perawan Di Sarang Penyamun, Jeumpa Aceh, Atheis, Hulubalang
Raja, Di Bawah lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan masih
banyak lagi yang lain.
Saat ini roman sudah hampir punah dari dunia sastra
Indonesia, padahal Roman adalah salah satu bentuk sastra yang terbaik sepanjang
sejarah Indonesia. Dalam roman para penulisnya meniupkan ruh perjuangan bangsa
Indonesia pada masa penjajahan Belanda, walaupun dengan bentuk yang
samar-samar.
Yang menjadi pertanyaan apakah yang menjadi perbedaan antara
roman dengan novel dan cerpen. Cerpen secara garis besar adalah sebuah cerita
yang menceritakan sebuah peristiwa dalam hidup seseorang. Novel secara garis
besar adalah sebuah cerita yang menceritakan sebagian kecil kisah kisah hidup
seseorang. Sedangkan yang terakhir, roman, adalah sebuah cerita yang
menceritakan tentang sebagian besar kisah hidup seseorang dan bentuk yang
terbaik adalah yang menceritakan kisah hidup seseorang dari ia kecil sampai
meninggal.
Berdasarkan kategori ini sebenarnya banyak juga novel yang
dapat masuk dalam klasifikasi roman, akan tetapi orang kebanyakan seolah-olah
terpaku bahwa roman adalah kisah yang ditulis oleh Anggatan Pujangga Baru dan
angkatan-angkatan sebelumnya.
Tabel
berikut ini menjelaskan perbedaan antara roman, novel, dan cerpen.
No
|
Unsur
|
Roman
|
Novel
|
Cerpen
|
1
|
Alur
|
Kompleks
|
Kompleks
|
Sederhana
|
2
|
Konflik
|
Mengubah nasib tokoh secara tragis
|
Mengubah nasib tokoh
|
Tidak mengubah nasib tokoh
|
3
|
Panjang cerita
|
Menceritakan kehidupan tokoh
secara mendetail sejak lahir sampai dewasa atau meninggal dunia
|
Menceritakan sebagian besar
kehidupan tokoh
|
Menceritakan kehidupan tokoh yang
dianggap penting
|
4
|
Penokohan
|
Karakter tokoh disampaikan secara
lebih mendetail
|
Karakter tokoh disampaikan secara
mendetail.
|
Karakter tokoh tidak mendetail.
|
Antara Novel dan Cerpen
Istilah tentang novel antara negara satu dengan negara lain
beragam. Dalam bahasa Jerman disebut Novelle. Sedangkan dalam bahasa perancis
disebut Nouvelle. Kedua istilah tersebut dipakai dalam pengertian yang sama
yaitu prosa yang agak panjang dan sederhana karena hanya menceritakan maksud
kejadian yang memunculkan suatu konflik yang mengakibatkan adanya perubahan
nasib pelakunya.
Beberapa
pendapat mengenai novel dikemukakan oleh para ahli sastra. Namun sampai saat
ini belum ada patokan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Novel dalam arti umum berarti cerita berbentuk prosa dalam
ukuran yang luas yaitu cerita dengan plot dan tema yang kompleks, karakter yang
banyak dan setting cerita yang beragam. Novel merenungkan dan melukiskan realitas
yang dilihat, dirasakan dalam bentuk tertentu dengan pengaruh tertentu atau
ikatan yang dihubungkan dengan tercapainya gerak-gerik hasrat manusia.
Novel
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Menceritakan sebagian kehidupan yang luar biasa
- Terjadinya konflik hingga menimbulkan perubahan nasib
- Terdapat beberapa alur atau jalan cerita
- Terdapat beberapa insiden yang mempengaruhi jalan cerita
- Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara mendalam
Novel ialah suatu cerita dengan alur
panjang mengisi satu buku atau lebih, yang mengarang kehidupan manusia, yang
bersifat imajinatif, menceritakan kehidupan manusia hingga terjadinya konflik
yang dapat menyebabkan perubahan nasib bagi para pelakunya.
Manfaat dari membaca novel adalah
memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini. Selain
itu dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, memberikan penghayatan
yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui, serta dapat menolong pembacanya
menjadi manusia yang berbudaya. Hasil cipta sastra akan selalu berbicara
masalah manusia dengan segala permasalahan hidupnya, baik hubungan manusia
dengan manusia, manusia dengan lingkungannya maupun manusia dengan penciptanya.
Hasil karya sastra novel mengandung
keindahan yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik
perhatian, menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam
karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca.
Adapun
cerpen mengalami
perkembangan yang sangat pesat ketika masa penjajahan Jepang. Pada masa itu
segala sesuatu dituntut serba singkat dan cepat. Karena pengaruh suasana, maka
dalam mengutarakan perasaannya pengarang juga mengikuti keadaan. Pengarang
mengutarakan segala sesuatu secara singkat dan memilih medianya yaitu bentuk
cerpen.
Cerpen singkatan dari cerita pendek.
Oleh karena itu bentuknya yang pendek, maka yang ditampilkan oleh cerpen
hanyalah sebagian saja dari kehidupan yang dialami oleh tokoh cerita.
Sebuah cerpen pada dasarnya menuntut
adanya perwatakan yang jelas. Tokoh merupakan pusat sorotan dalam cerita. Unsur
penokohan dalam cerpen terasa lebih dominan, daripada unsur yang lain. Dengan
membaca cerpen seorang pembaca akan memahami karakter tokoh cerita yang
dimiliki. Jadi, membaca cerpen tidak sekedar mengetahui jalan cerita tetapi
mengetahui manusia dengan sifat-sifatnya.
Suatu hasil sastra dapat
dikategorikan ke dalam cerita pendek harus dilihat dari ruang lingkup
permasalahan yang ditampilkan dalam karya sastra tersebut. Biasanya cerpen
hanya akan menampilkan satu pokok permasalahan saja dalam cerita. Karena
permasalahan yang ditampilkan hanya satu atau permasalahannya tunggal, maka
tidak memungkinkan tumbuhnya digresi dalam cerita pendek. Cerpen yaitu kisahan
yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang suatu tokoh dalam latar dan
satu situasi dramatik.
Predikat pendek pada kata cerita
pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita itu atau
sedikitnya tokoh yang terdapat dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan
oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra
tersebut. Jadi, sebuah cerita pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam
jenis cerita pendek apabila tidak memenuhi ruang lingkup permasalahan yang
dituntut oleh cerita pendek.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa cerpen hanya menceritakan permasalahan tunggal.
Mengenai jumlah halaman tidak akan berpengaruh banyak terhadap jenis karya
sastra ini. Cerita yang pendek belum tentu cerita pendek dan cerita agak
panjang pun kadang-kadang dapat dikategorikan sebagai cerpen jika
permasalahannya tunggal. Oleh karena permasalahannya tunggal, maka cerpen
cenderung pendek.
Adapun perbedaan antara novel dan
cerpen adalah sebagai berikut:
- Dalam novel terjadi konflik batin, sedangkan dalam cerpen tidak harus terjadi.
- Dalam novel, perwatakan digambarkan secara detail, sedangkan dalam cerpen, perwatakan digambarkan secara singkat
- Novel memiliki alur lebih rumit, sedangkan dalam cerpen, akhir ceritanya sederhana.
- Dalam novel, latar lebih luas dan waktunya lebih lama, sedangkan dalam cerpen, latar hanya sebentar dan terbatas.
- Novel lebih panjang karangannya daripada cerpen, sedangkan cerpen lebih pendek karangannya.
- Unsur-unsur cerita dalam novel lebih kompleks dan beragam dibandingkan cerpen, sedangkan unsur cerita dalam cerpen relatif sederhana dan pasti tunggal
- Novel biasanya ditulis dalam minimal 100 halaman kuarto, sedangkan cerpen biasanya ditulis maksimal 30 halaman kuarto.
- Jumlah kata dalam novel minimal 35.000 kata, sedangkan jumlah kata dalam cerpen maksimal 10.000 kata.
- Lama untuk membaca novel kira-kira 30-90 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerpen hanya 10 menit (bacaan sekali duduk).
Terima kasih banyak atas Informasinya,,,,
BalasHapusSyukron Jazilan
thankz atas infirmasinya.
BalasHapus